Tayangan Tak Mendidik Masih Nongol di Televisi, KPI Sebut Alasannya: dari Rating Hingga Selera Pasar

Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Program- program TV hiburan di berbagai stasiun Televisi sebagian masih berisi konten-konten yang sifatnya ekploitatif.

Misalnya, hiburan yang menampilkan gimik drama, caci-maki, menertawakan kelemahan orang lain, memanfaatkan ketakutan orang lain sebagai bahan komedi, dan sebagainya.

Konten-konten semacam ini tidak hanya terlihat waktu-waktu tertentu, melainkan sepanjang tahun.

Hal-hal yang sifatnya tidak mendidik tersebut rupanya menjadi masalah program-program TV saat ini.

Komisioner KPI tau Komisi Penyiaran Indonesia bidang Isi Siaran Nuning Rodiyah menyebutkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan konten atau muatan program TV yang tidak mendidik bertahan dan seolah-olah membudaya.

Berikut paparannya:

7 Hal yang Bikin MUI Tegur Keras Pesbukers,Raffi Ahmad Peluk Zaskia Gotik Hingga Dialog Tidak Pantas

Ada Adegan Ciuman, KPI Tegur Keras Acara Comedy Traveler, Adegan Rina Nose dan Josscy Ramai Protes

Persaingan industri

Tidak bisa dipungkiri, pertumbuhan media penyiaran, khususnya Televisi, saat ini begitu pesat.

Jumlah saluran Televisi saat ini sudah lebih banyak jika dibandingkan dengan 10 atau 15 tahun lalu.

Hal itu tentu memiliki implikasi secara langsung kepada para pelakunya.

Mereka akan bersaing untuk menarik minat audiens menyaksikan program TV yang diproduksi.

"Persaingan industri merebut penonton, karena data kepemirsaan menunjukkan tren meningkat apabila konten mengandung unsur yang 'eksploitatif' sehingga (media) akan berlomba-lomba membuat tren semisal," kata Nuning.

Pesbukers (kpi.go.id)

Rating dan share

Indikator bisnis media dapat diketahui dari tingginya angka rating dan share yang mereka dapatkan.

Angka ini akan berpengaruh terhadap banyak sedikitnya pengiklan yang memasukkan produknya di program mereka.

Halaman
123

Berita Terkini