4 Pembunuhan Sadis yang Dihantui Arwah Korbannya, Mengaku Dicekik hingga Serahkan Diri ke Polisi

Penulis: Vivi Febrianti
Editor: Damanhuri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Korban pembunuhan guru honorer (kiri) dan korban pembunuhan gadis dalam karung (kanan) dan pelakunya.

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Belakangan ini warga dihebohkan dengan pembunuhan seorang Gadis di Tegal yang mayatnya ditemukan dalam karung di rumah kosong setelah empat bulan tewas.

Sebelum pembunuhan itu terungkap, para pelaku mengaku dihantui sosok kuntilanak yang mirip dengan korban.

Hal itu tak hanya dirasakan salah satu pelaku, bahkan semuanya dan keluarga juga melihat hal serupa.

Rupanya hal itu bukan pertama kalinya pembunuhan merasa dihantui oleh korbannya.

Beberapa waktu yang lalu, pembunuhan bocah di Bogor dan pembunuhan guru honorer di Kediri juga mengalami hal yang sama.

Berikut rangkumannya yang dikumpulkan TribunnewsBogor.com sejak awal Tahun 2019.

1. Pembunuhan Guru Honorer di Kediri

Jeritan pelaku pembunuhan guru honorer, Budi Hartanto di warung nasi goreng miliknya sempat menghebohnya warga.

Teriakan Aris Suagiarto alias As yang merupakan salah seorang tersangka didengar keras warga pasaca ditemukannya jasad tanpa kepala seorang guru honorer Budi Hartanto.

As diketahui membuka bisnis warung nasi goreng dan masakan Malaysia di Desa Sambi, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri.

Namun, warga di sekitar warung nasi goreng yang dikelola Aris Sugianto sempat curiga saat mendengar suara jeritan pelaku pada tengah malam.

Menurut warga, pelaku mengalami ketakutan saat berada di dalam warung nasi gorengnya.

Korban Mayat dalam Karung Putus Sekolah karena Tak Ada Biaya, Sang Ayah: Dari SD-SMP Dapat Beasiswa

Dihantui Sosok Kuntilanak, Begini Ekspresi 5 Pelaku yang Membunuh Gadis Dalam Karung

Warung nasi goreng yang di kelola oleh tersangka ini mendadak angker.

Sebab, jerita ketakutan itu bukan hanya sehari, namun selama tiga hari berturut-turt pasca ditemukannya jasad korban yang ditemukan tanpa kepala.

guru honorer Budi Hartanto, koper saat mayatnya ditemukan, dan pelaku mutilasi bernama Aris Sugianto (kolase Surya/TribunJatim)

Bahkan, pelaku mengaku badannya merasa berat seperti ada yang menindihnya.

Salah seroang warga, Sujilah (65) tetangga sebelah timur warung nasi goreng mengungkapkan, dirinya mengetahui pelaku sempat menjerit-jerit ketakutan pada malam hari.

Jeritan itu terdengar selang beberapa hari ramai kabar ada seorang guru honorer yang dimutilasi.

"Pelaku sempat menjerit-jerit seperti orang ketakutan.

Padahal di warungnya juga ada temannya.

Dia bilang wedi aku, wedi aku (aku takut- aku takut)," ungkap Sujilah menirukan teriakan dilansir TribunnewsBogor.com dari SURYA.co.id, Sabtu (13/4/2019).

Mengetahui ada suara ribut-ribut di warung depan rumahnya, Sujilah sempat mengintip melihat kejadian diluar dari balik kelambu rumahnya.

Sejumlah tetangga lainnya juga ada yang mengintip.

Pelaku juga terlihat sempat berlari dari warungnya ke jalan dengan ekspresi seperti orang yang ketakutan.

Padahal di warungnya juga ada sejumlah temannya.

Sikap 5 Pembunuh Gadis dalam Karung Bikin Polisi Geram, Begini Kelakuan Mereka Saat Diperiksa

Dihantui Sosok Kuntilanak, Begini Ekspresi 5 Pelaku yang Membunuh Gadis Dalam Karung

Keesokan harinya Sujilah sempat menanyakan kejadian yang membuatnya menjerit-jerit ketakutan.

Pertanyaan itu dijawab oleh pelaku yang mengaku pundaknya seperti kejatuhan kayu.

"Saat mencuci piring saya tanya, ada apa tadi malam jerit-jerit ketakutan ?

Dia menjawab kaget karena pundaknya seperti kejatuhan kayu yang berat," ungkapnya.

Kejadian pelaku yang menjerit-jerit ini berlangsung sekitar tiga hari pascapenemuan mayat Budi Hartanto, guru honorer dalam koper di bawah Jembatan Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.

Sejak kejadian itu, warung nasi goreng yang dikelola Aris kemudian tutup.

Usaha warung nasi goreng di Desa Sambi baru sekitar 10 hari.

Sehingga warga belum banyak yang mengetahui identitasnya.

Termasuk Sujilah yang rumahnya bersebelahan malahan mengaku belum kenal namanya.

2. Pembunuhan Pemandu Lagu

Pembunuh Fitri Anggraeni, pemandu lagu yang jasadnya dicor di bak mulia mengalami keresahan.

Fitri Anggraeni dibunuh di Desa Puguh Kecamatan Boja, Kendal, Jawa Tengah.

Meski saat pembunuhan, Didik Ponco (28) melakukannya dengan cara membabi buta, ia pun mulai merasa dihantui.

Fitri Anggraeni (Kolase Foto TribunnewsBogor.com)

Ia mengaku setelah melakukan tindakan sadis itu ia sering menjumpai sosok Fitri menampakan diri padanya.

"Setiap hari saya selalu terbayang-bayang sosok Fitri. Ia selalu mengejar saya. Bahkan semalam saat di dalam sel, dirinya menampakkan diri kepada saya," ujarnya kepada Tribunjateng.com, Rabu (28/2).

Perilaku 5 Pembunuh Gadis dalam Karung Bikin Polisi Heran, Bersikap Seperti Ini Saat Diperiksa

Pemandu Lagu Dibunuh Karena Masalah Utang, Jasadnya Dicor 3 Lapis di Bak Mandi

Hal itu yang membuat ia mengaku kepada kepolisian saat diperiksa mengenai perkara begal yang ia lakukan pada Jumat lalu.

Kepada polisi ia mengaku selain membegal ia juga telah membunuh seorang pemandu karaoke dan mayatnya dicor dalam bak mandi.

"Dirinya (Fitri) selalu datang dan mencekik-cekik saya." ujarnya.

Ia pun mengaku menyesal telah membunuh Fitri. Ia tidak mengira bahwa arwah Fitri akan melakukan hal yang sama kepadanya.

3. Pembunuhan Bocah SD di Bogor

Pelaku pembunuhan seorang siswi SD di Bogor akhirnya ditangkap polisi.

Pelaku berinisial H ternyata merupakan penghuni kontrakan milik kakek korban di Desa Cipayung Girang, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.

H yang merupakan tukang bubur diketahui menghilang setelah FA dikabarkan menghilang.

Hari ini, Rabu (3/7/2019) H menyerahkan diri ke kantor polisi di Pemalang, Jawa Tengah dan mengakui perbuatannya telah membunuh FA.

H, pelaku pembunuhan FA, bocah SD yang ditemukan tewas di dalam bak mandi di sebuah kontrakan di Megamendung, Kabupaten Bogor (Istimewa)

Dikutip dari Tribun Jateng, pelaku merupakan warga Desa Gendoang, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang.

H menyerahkan diri ke Polsek Moga setelah pulang ke kampung halamannya di Desa Gendoang.

Kasat Reskrim Polres Pemalang, AKP Suhadi mengatakan pelaku sengaja menyerahkan diri karena takut terus dihantui rasa bersalah.

“H menyerahkan diri ke Polsek Moga sore tadi, ia mengaku selalu dihantui, dan setelah menceritakan perbuatannya ke keluarganya ia pergi ke Polsek setempat,” papar AKP Suhadi, Rabu (3/7/2019) petang.

Dilanjutkannya, sebelum H pulang ke kampung halaman, ia sempat ke Surabaya selama dua hari.

“Setelah ke Surabaya, ia ke Semarang selama satu hari, untuk kemudian ke Cirebon selama satu hari."

Keluarga Bocah SD yang Tewas di Bak Mandi Meradang Dengar Pengakuan Tukang Bubur: Keterlaluan !

Pulang dari Taiwan, Ibu Korban Pembunuhan Bocah SD di Bogor Langsung Histeris di TKP Penemuan Jasad

"Karena kebingungan akhirnya H pulang ke kampungnya,” ujarnya.

Ditambahkan AKP Suhardi, pelaku bekerja sebagai penjual bubur ayam di Bogor.

“Korban merupakan cucu dari pemilik kontrakan, ia mengaku jengkel dan melakukan tindakan kejinya."

"Pemicunya karena pelaku kesal saat pulang berdagang diganggu oleh korban,” paparnya.

Guna menindaklanjuti kasus tersebut, H akan diserahkan ke Polres Bogor.

“Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, pelaku akan kami serahkan ke Polres Bogor,” tambahnya.

4. Pembunuhan Gadis dalam Karung di Tegal

Kematian NH (16) sekitar tiga bulan lalu dan tulang belulangnya baru ditemukan pekan lalu menyisakan cerita horor.

Tulang belulang NH ditemukan di dalam karung yang terikat di sebuah rumah kosong Desa Cerih, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, Jumat (9/8/2019).

Karung tersebut digunakan salah satu pelaku untuk alas saat memperkosa korban lalu mencekiknya sampai tak bernapas.

Sebulan sebelum tulang belulang putri pasangan Imam Maliki dan Sosiah itu dievakuasi, sejumlah warga melihat penampakan kuntilanak di lokasi.

Foto Pelaku (kiri) dan korban semasa hidup dan foto kondisi korban saat ditemukan dalam karung di rumah kosong (Kolase Facebook)

Kasatreskrim Polres Tegal AKP Bambang Purnomo saat proses penyidikan membenarkan cerita warga saat berbincang dengan Tribunjateng.com, Kamis (15/8/2019).

Sejumlah teman terdekat, keluarga korban, dan keluarga para tersangka kerap dihantui kuntilanak atau sebulan sebelum tulang belulang NH ditemukan dan dievakuasi.

"Saat pemeriksaan orangtua korban mengaku kerap didatangi sesosok misterius berwujud kuntilanak. Warga lainnya sama, kerap melihat sosok serupa di sekitar lokasi rumah kosong saat melintas," ujar Bambang.

Tak hanya di rumah orangtua dan warga sekitar, sosok kuntilanak bergentayangan mendatangi rumah para tersangka yang berjumlah 5 orang.

Kelima tersangka adalah Abdul Malik (20), Muhammad Soproi (18), Saiful Anwar (24), NL (17), dan AI (15). Dua di antaranya remaja perempuan masih di bawah umur.

Cerita mistis soal penampakan kuntilanak didapat Bambang saat menginterogasi kelima pelaku di ruang penyidikan Satreskrim Polres Tegal.

"Mereka mengaku dalam sebulan terakhir sering didatangi dan digentayangi sosok misterius. Wujudnya menyerupai korban," ujar Bambang.

Meski begitu, selama sebulan terakhir ini warga tidak tahu-menahu jika rumah kosong itu menjadi lokasi pembunuhan sampai akhirnya kasus ini terkuak Jumat pekan lalu.

"Dari keterangan warga tiba-tiba sering muncul penampakan di sekitar lokasi rumah kosong. Tapi warga belum berpikir jauh sampai ke sana (kasus pembunuhan). Lagi pula, lokasi rumah kosong itu emang sepi," bebernya.

Berita Terkini