Di dalam bagasi mobil, korban mendapat ancaman bakal dibawa ke Mapolres Gowa.
Namun ternyata korban justru dibawa ke sekitar RSUD Syech Yusuf lalu ditinggalkan.
"Dalam bagasi mobil dia suruh saya tunjukkan siapa yang pukul temannya. Hanya saya tidak tahu masalah, sebab saya baru datang ke sekolah habis sakit," kata AM yang dikonfirmasi Kompas.com di rumahnya.
Dari hasil pemeriksaan, para pelaku mengaku kepada polisi bahwa perbuatan mereka ingin balas dendam.
Namun, ternyata salah sasaran, sehingga mereka meninggalkan AM di rumah sakit.
Hasil penyelidikan sementara, para pelaku masuk ke sekolah melalui pintu belakang dengan cara merusak kunci pagar.
Para pelaku kemudian masuk ke dalam kelas dan memukuli korban serta menyeret korban masuk ke dalam bagasi mobil.
Korban mengalami luka di sekujur tubuh dan kini tengah telah menjalani rawat jalan.
Kesaksian paman korban
Seperti diwartakan Tribun Timur, paman korban, Alimuddin Padjaran mengungkapkan, pelaku berjumlah lima orang.
Ia mengungkapkan aksi kekerasan yang dialami ponakannya merupakan aksi premanisme.
• Detik-detik Istri Bunuh Suami di Kamar, Awalnya Pijat Korban Lalu Cemburu Dengar Ucapan Korban
• Maia Sapa Mantan di Final Indonesian Idol, Ahmad Dhani Buka Rahasia Lagu Cintakan Membawamu Kembali
Ali menceritakan, pada saat proses belajar berlangsung di kelas, tiba-tiba lima orang tak dikenal masuk ke sekolah.
Mereka disebutkan mengaku sebagai petugas kepolisian. Guru pun, katanya, tidak berdaya.
"Jadi petugas gadungan itu masuk ke ruang kelas 10 jurusan teknik komputer jaringan B," kata Ali kepada Tribungowa.com, Minggu (23/2/2020).
Guru kelas, kata Ali, sempat bertanya maksud kedatangan kelima orang tak dikenal itu.