Selain itu, keduanya juga dinilai paling bertanggung jawab atas hilangnya Yusuf.
"Jadi ini murni kelalaian PAUD. Tak ada indikasi kekerasan atas kasus ini," ucap Kapolresta Samarinda Kombes Pol Arief Budiman.
Dengan hasil autopsi tersebut, lanjut Arief maka penyebab kematian Yusuf disimpulkan jatuh ke parit dan terseret arus banjir.
Organ Dalam Korban Hilang
Sebelumnya diwartakan, Kepala Tim Dokter Forensik RSUD Abdul Wahab Syaharie, dr Kristina Uli Gultom membeberkan kondisi jenazah YF.
Menurut dr Kristina Uli Gultom, kondisi jenazah korban saat ditemukan sudah membusuk.
Ia juga tidak bisa memastikan penyebab kematian bocah balita yang jasadnya ditemukan tanpa kepala itu.
"Iya, penyebab kematian tidak dapat dinilai," ungkap dr Kristina Uli Gultom dikutip TribunnewsBogor.com dari Kompas.com, Kamis.
• BREAKING NEWS - Pemakaman Dekat Perumahan Bogor Longsor, Dua Jenazah Menyembul dari Dalam Tanah
• Kronologi Ayah Bunuh dan Buang Jasad Anak Kandung di Gorong-gorong, Jejak Sendal Jadi Petunjuk
• Sebelum Dimasukkan ke Gorong-gorong, Ayah di Tasik Bonceng Jasad Anak dengan Posisi Tangan Begini
Menurut Kristina, ada beberapa organ tubuh penting hilang, seperti paru, jantung, kepala, hingga beberapa orang tubuh lain di bagian perut.
Sementara, untuk proses otopsi harus membuka rongga kepala, rongga dada, dan perut.
"Jadi kami hanya pemeriksaan luar saja. Tidak ada otopsi," kata dia.
Polisi dan dokter forensik pun tak bisa memastikan penyebab beberapa organ tubuh Yusuf hilang.
Hanya ada dugaan beberapa bagian tubuh hilang disebabkan membusuk karena hanyut dalam air belasan hari.
Dugaan lain, dimakan hewan reptil karena ditemukan sisik hewan reptil di jenazah Yusuf.
Selain itu, menurut Kristina hasil pemeriksaan luar tidak ditemukan indikasi kekerasan karena tulang-tulang balita masih utuh.