Info Kesehatan

Rahasia Besar Dibalik Manfaat Pelukan Orangtua pada Bayi, Bisa Deteksi Dini Autisme Anak

Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi memeluk bayi

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Sebuah penelitian yang dilakukan ilmuwan Jepang menemukan cara pelukan yang sempurna, yakni jangan ditekan terlalu ketat. 

Melansir South Morning China Post, Minggu (14/6/2020), tim peneliti dari Universitas Toho, Tokyo, Jepang, mengukur efek menenangkan yang dirasakan Bayi ketika menerima pelukan dari beberapa tekanan.

Indikator pengukuran tersebut terdiri dari reaksi Bayi ketika hanya dipegang, dipeluk dengan tekanan sedang, dan dipeluk dengan erat.

Selain itu, reaksi Bayi terhadap pelukan dari orangtua dan orang lain juga diamati dalam studi tersebut.

Dalam proses pelukan, peneliti memantau detak jantung Bayi dan memantau sensor tekanan yang digunakan pada tangan orang dewasa.

Pelukan dilakukan selama 20 detik.

"Ini dilakukan karena hampir tidak mungkin kita menghindari suasana hati yang buruk pada Bayi jika pelukan dilakukan sampai satu menit atau lebih lama lagi," tulis peneliti.

Shafeea Menangis Gara-gara Anak Sulung Mulan Jameela, yang Dilakukan Bungsu Ahmad Dhani Jadi Sorotan

Baim Wong Cicipi Masakan Istri, Suami Paula Marah Dengar Ucapan Raffi Ahmad: Jangan Meledek Gitu !

Hormon cinta dari pelukan

Hasil analisis yang telah dipublikasikan dalam jurnal Cell  tersebut menunjukkan, Bayi merasa lebih tenang ketika di peluk dengan tekanan sedang, daripada hanya dipegang saja.

Sementara ketika dipeluk dengan erat, efek kenyamanan yang dirasakan oleh Bayi makin berkurang.

Tak hanya itu, penelitian juga menemukan efek menenangkan lebih besar dirasakan oleh Bayi, ketika berada dipelukan orangtuanya daripada oleh wanita asing.

Ilustrasi Bayi (Wartakota/Ilustrasi)

Kesimpulannya, para peneliti meyakini pelukan yang sempurna adalah yang dilakukan dengan tekanan sedang dari orangtua.

Selain memiliki manfaat bagi Bayi, pelukan yang menenangkan ini juga dapat dirasakan oleh orangtua.

Mereka menunjukkan tanda-tanda ketenangan yang signifikan saat memeluk anak mereka.  

Seperti diketahui, hormon oksitosin atau yang dikenal sebagai 'hormon cinta' dilepaskan selama terjadi kontak fisik yang dekat.

Para peneliti juga meyakini, ini merupakan studi pertama yang meneliti dampak fisiologis dari pelukan yang dilakukan terhadap Bayi.

Sekaligus meningkatkan pengetahuan tentang ikatan antara orangtua dengan anak, serta mengenai psikologi anak. 

5 Cara Mengompres yang Benar Agar Demam Anak Cepat Turun, Boleh Mandi Seperti Biasa

Benarkah Alien Itu Ada? Mengapa Manusia di Bumi Tak Bisa Melihatnya? Ini Kata Ilmuwan

Deteksi dini autisme pada anak

Hiromasa Funato, salah satu peneliti Jepang dari studi ini menyatakan, percobaan pelukan pada Bayi yang dilakukan dalam penelitian dinilai dapat menjadi deteksi dini untuk mengetahui apakah anak memiliki tanda-tanda autisme atau tidak.

Autisme adalah gangguan otak yang membatasi kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain.

Ia menjelaskan, penelitian ini berpusat pada input sensori yang diterima Bayi selama pelukan dan hal ini terlihat dari perubahan detak jantung Bayi. 

Sementara pada anak dengan gangguan spektrum autisme (ASD) mengalami gangguan sistem pemrosesan sensori integrasi dan interaksi sosial. Untuk diketahui, faktor genetik menjadi salah satu penyebab autisme.

Berdasarkan National Institute of Health, keluarga yang memiliki satu anak autisme memiliki peluang 1-20 kali lebih besar untuk melahirkan anak yang juga autisme.

"Oleh karena itu, percobaan pelukan sederhana kami dapat digunakan dalam penyaringan awal fungsi otonom, sensor integrasi, dan pengembangan interaksi sosial pada Bayi dengan keluarga yang berisiko tinggi pada ASD," katanya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ilmuwan Jepang Ungkap Rahasia Pelukan yang Sempurna pada Bayi", https://www.kompas.com/sains/read/2020/06/15/110400923/ilmuwan-jepang-ungkap-rahasia-pelukan-yang-sempurna-pada-Bayi?page=all#page2.
Penulis : Yohana Artha Uly
Editor : Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Berita Terkini