Pura-pura Kesurupan, NL Otak Pembunuhan Bos Pelayaran Tak Berkutik saat Polisi Lakukan Test Ini

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Konferensi pers kasus penembakan bos pelayaran di Polda Metro Jaya, Senin (24/8/2020).

Pelaku sering diminta melakukan hubungan badan.

“NL sering diajak melakukan hal-hal di luar pekerjaan. Dia sering diajak melakukan persetubuhan. Ada pernyataan dari korban juga yang suka menyebut NL sebagai perempuan tidak laku,” kata Kapolda Metro Jaya, Irjen Nana Sudjana dalam jumpa persnya, Senin (24/8/2020).

Selain itu, NL juga kerap dimaki ketika sedang bekerja.

Konferensi pers kasus penembakan bos pelayaran di Polda Metro Jaya, Senin (24/8/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/ANNAS FURQON HAKIM)

Selain sakit hati karena merasa dilecehkan, ada motif lain pelaku nekat menghabisi nyawa Sugianto.

NL yang bekerja di bagian adminitrasi keuangan takut lantaran sempat menggelapkan uang pajak kantor.

“Yang bersangkutan ketakutan karena dari tahun 2015 di bagian administrasi keuangan banyak mengurusin pajak, ternyata tidak semua disetorkan ke kantor pajak,” kata Nana dalam jumpa persnya di Mapolda Metro Jaya, Senin (24/8/2020).

Sugianto yang mengetahui hal tersebut mulai curiga kepada NL.

Sugianto sempat mengancam akan melaporkan NL ke pihak kepolisian.

NL lalu meminta tolong kepada R alias M, suami sirinya untuk menghabisi korban.

R lalu mencari kelompok sindikat pembunuh yang terdiri DM, SY, S, MR, AJ, DW , R , RS. NL sudah menyiapkan uang sebesar Rp 200 juta sebagai upah.

R bersama pelaku lainnya kemudian merancang skema pembunuhan tersebut.

Korban ditembak di depan ruko Royal Gading, tak jauh dari kantornya, ketika hendak pulang ke rumah untuk makan siang.

Korban ditembak dari arah belakang sebanyak lima kali oleh salah satu pelaku.

Korban akhirnya tewas di lokasi kejadian.

Polisi sempat membuat sketsa wajah dua pelaku. (TribunJakarta.com/TribunnewsBogor.com)

Berita Terkini