"Betul. Apakah korban dibunuh pada saat sudah tidur atau dalam masih dalam konteks berkomunikasi. Ini kan belum pernah dikatakan (polisi)," imbuh Adrianus Meliala.
Ditanya soal perkiraan apakah pembunuhan Tuti dan Amalia adalah pembunuhan berencana atau tidak, Adrianus Meliala masih belum bisa memastikan.
Sebab menurut Adrianus Meliala, masih banyak kemungkinan yang terjadi lantaran kurangnya barang bukti.
"Kesimpulannya, pembunuhan ini dilakukan pasti oleh orang profesional atau bisa juga tidak ?" tanya Aiman.
"Masih bisa dua-duanya. Karena tersedianya waktu yang cukup. Kalau memang benar kejadian dimulai pada saat korban, Amelia itu terakhir kali berkomunikasi jam 11 malam, dan baru ditemukan pukul 5 pagi, selama 7 jam itu kan banyak yang bisa terjadi," ungkap Adrianus Meliala.
Baca juga: Kepergok Akan Curi Kotak Amal Masjid di Bogor, Pemuda Asal Sukabumi Ternyata Kehabisan Ongkos
"Kali ini jejaknya hilang sama sekali," pungkas Aiman.
"Nah itu menarik. Apakah jejak itu tidak ada atau sempat dibersihkan. Untuk itu kan (membersihkan jejak) tidak perlu orang yang profesional. Orang yang terencana tidak perlu profesional," imbuh Adrianus Meliala.
Terkait dengan saksi yang diperiksa polisi, Adrianus Meliala menyinggung sosok yang berkali-kali dipanggil untuk diminta keterangan.
Menurut Adrianus Meliala, bisa aja saksi tersebut telah membuat skenario sehingga jawabannya menjadi tidak konsisten dan menyulitkan polisi.
"Orang yang Kita duga sebagai pelaku, dan sudah berkali-kali diperiksa polisi tanpa ada perencanaan yang jelas apa yang mau ditanya, maka dia tidak akan menjawab lagi berbasis apa yang ia ketahui. Tapi dia sudah mengarang cerita. Jadi ketika polisi bilang 'Kami akan periksa lagi (saksi)', itu tidak akan membuat polisi menemukan fakta baru," ungkap Adrianus Meliala.
"Kalau orang tersebut (saksi) adalah kunci, maka yang terjadi adalah dia mengarang skenario, di mana itu menjauh dari dirinya (tudingan miring)," sambungnya.
Adapun perihal sketsa wajah pembunuh yang telah diungkap polisi, Adrianus Meliala masih ragu bahwa kasus tersebut akan terungkap.
Baca juga: Tak Terima Cintanya Diputus Sepihak, Ulah Pemuda Ini Bikin Mantan Pacar Muak, Foto Syur Tersebar
Sebab menurut Adrianus Meliala, harus ada bukti kuat lain yang mendukung bukti berupa sketsa wajah pelaku tersebut.
"Musti ada fakta pendukung lain. Misal apakah ada gerakan tubuh, pakaian yang menyatakan kalau dia itu dia (pembunuh). Ceritanya akan menjadi lain ketika hal yang dianggap polisi sebagai (bukti) cukup itu diterima oleh jaksa," ungkap Adrianus Meliala.
Jika polisi tidak bisa memberikan bukti kuat, Adrianus Meliala meyakini jaksa akan mengembalikan berkas kasus tersebut jika sudah sampai ke tahap pengadilan.