Polisi Tembak Polisi

Soroti 7,5 Jam Rekonstruksi Brigadir J, Pengamat Kecewa : Katanya Pelecehan Tapi Tak Ada Adegan

Penulis: khairunnisa
Editor: Damanhuri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi jalani rekonstruksi kasus pembunuhan berencana Brigadir J selama 7 jam. Pengamat kecewa lihat rekonstruksi yang berlangsung hari ini, Selasa (30/8/2022)

Tak seperti penyidik dan Komnas HAM, para pengamat dan pakar justru tampak kecewa usai melihat proses rekonstruksi kasus Brigadir J.

Dalam tayangan Kompas TV, Pengamat kepolisian ISESS Bambang Rukminto mengurai rasa kekecewaannya.

Terlebih ada dua catatan penting yang dilihatnya yang menurutnya luput dari rekonstruksi.

Hal pertama adalah tidak adanya adegan saat Bharada E menerima senjata Glock yang digunakan untuk menembak Brigadir J.

"Terkait senjata api. Kalau melihat tadi Bharada E membawa senjata api di sakunyadar sejak awal, Glock itu diserahkan di mana ? Itu yang belum tampak tadi," kata Bambang Rukminto.

Detik-detik Bharada E tembak Brigadir J terungkap saat rekonstruksi. Ferdy Sambo berada di samping Bharada E saat penembakan berlangsung (Youtube channel Polri TV)

Hal kedua adalah tidak adanya adegan yang menggambarkan soal dugaan pelecehan seksual.

Padahal dugaan pelecehan tersebut kerap digaungkan tersangka Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo dan juga menjadi motif Ferdy Sambo merencanakan pembunuhan terhadap Brigadir J.

"Terkait pelecehan seksual. Di mana pelecehan seksualnya ? enggak tergambar sama sekali dalam rekonstruksi," kata Bambang Rukminto.

Baca juga: Penampakan Rumah Mewah Ferdy Sambo Disorot, Barang hingga Tas Mewah Putri Candrawathi Berjajar Rapi

"Yang ketiga, ada pengakuan Bharada Eliezer bahwa Ferdy Sambo ikut menembak tapi tidak tergambar juga dalam rekonstruksi," timpal Aiman Witjaksono presenter Kompas TV.

Selain Bambang, Pakar hukum pidana Universitas Al Azhar Suparji Ahmad juga mengurai reaksinya usai melihat adegan rekonstruksi pembunuhan Brigadir J.

Menurut Suparji Ahmad, rekonstruksi yang berlangsung hari ini tidak sesuai dengan ekspektasi semua orang.

"Saya kira ini rekonstruksi tidak sesuai dengan ekspektasi publik karena tidak menggambarkan imajinasi publik dan tidak menggambarkan fakta yang mengemuka di publik," imbuh Suparji Ahmad.

Adegan Putri Candrawathi tiduran di kasur saat rekonstruksi pembunuhan Brigadir J. Tampak Kuat Maruf duduk di samping Putri Candrawathi (Youtube channel Polri TV)

Lebih lanjut, Suparji Ahmad pun menyebut bahwa rekonstruksi kasus Brigadir J hari ini justru akan menyisakan perbincangan baru.

Sebab banyak hal-hal tak logis di dalamnya.

"Belum ada kebenaran karena semuanya masih tidak logis. Mengingat tadi pelecehan seksualnya tidak ada. Perencanaan pembunuhannya juga tidak nampak di situ, itu sangat mendasar. Kalau kita menggunakan alur cerita yang berkembang selama ini juga tidak logis. Apa yang terjadi dalam rekonstruksi ini justru menimbulkan sebuah narasi baru yang menyisakan perbincangan baru yang akhirnya tidak menjawab," pungkas Suparji Ahmad.

Baca juga: Masih Ditakuti oleh Polisi Berpangkat Rendah, Ferdy Sambo Tetap Dipanggil Jenderal saat Rekonstruksi

Halaman
123

Berita Terkini