Mereka berboncengan tiga, yang di mana pengemudinya di berinisial MA dan yang dibonceng di tengah adalah SA.
MA ini juga merupakan pemilik dari sepeda motor tersebut.
Bahkan, ia juga pemilik dari senjata tajam jenis goban yang digunakan untuk membunuh korban, AS di Simpang Pomad.
Lalu, sang eksekutor yang duduk paling belakang adalah ASR alias Tukul.
Ternyata Tukul ini dihasut oleh MA untuk membacok pelajar SMK Bina Warga.
Lalu, pada hari Jumat itu, MA mengajak SA dan Tukul untuk mencari A.
"Dia merasa jengkel saat mereka live," kata Eka kepada TribunnewsBogor.com.
Saat itu, MA yang sedang live Instagram tersulut emosinya oleh A, salah satu siswa dari SMK Bina Warga.
Lalu, MA juga ingin mencari A, tetapi tidak ditemukan.
Bahkan, MA juga tidak sendiri, Tukul dan SA pun ikut terseret dalam pencarian orang yang diincarnya.
Saat itu, Tukul lah yang disuruh oleh MA untuk memegang dan mengeksekusi orang yang diincarnya itu.
Baca juga: Soal Tewasnya Pelajar di Simpang Pomad Bogor, KPAID Sebut Pelaku Harus Dibina Khusus
Tetapi, A tak kunjung ditemukan, sehingga mereka bertemu dengan AS yang kala itu sedang menyebrang jalan.
Dan kebetulan, mereka melihat AS memakai seragam sekolah yang diincarnya, hingga para pelajar itupun tega menyabetkan senjata tajam ke korban hingga tewas.
"Bahkan yang menjadi otak pelaku adalah si pengemudi. Dia yang memiliki masalah dan yang nyuruh pembacokan adalah si pengemudi, dia merasa jengkel saat mereka live. Otaknya sebenarnya pengendara dan permasalahan si pengendara," jelas Eka.
Setelah membacok AS, SA membuang goban tersebut.