"Jadi korban dikubur setelah betul-betul mati, kalau belum ya tidak bisa dikubur," ujarnya.
Mbah Slamet memiliki kaki tangan yakni BS yang bertugas membantu mempublikasikan melalui media sosial dan mempertemukannya.
Bahkan pesuruhnya tidak tahu jika dirinya melakukan pembunuhan.
"BS dikasih Rp 5 juta, kadang Rp 10 juta," tuturnya.
Baca juga: Menguak Motif Pembunuhan Berantai Mbah Slamet, 12 Korban Dikubur usai Ritual di Kebun Kosong
Di sisi lain dia menyesali perbuatannya.
Dirinya akan mempertanggungjawabkan semua perbuatannya.
"Saya menyesal dan saya ingin bertobat," imbuhnya.
Hasil Otopsi Korban
Kepala Bidang (Kabid) Dokkes Polda Jateng, Kombes Sumy Hastry Purwanti, Selasa (4/4/2023) sore menjelaskan, sembilan jenazah korban pembunuhan dukun pengganda uang Banjarnegara telah diperiksa tim forensik Bidokkes Polda Jawa Tengah.
Dalam pemeriksaaan terungkap, enam jenazah berjenis kelamin laki-laki.
"Usianya antara 25 hingga 50 tahun," papar Kepala Bidang (Kabid) Dokkes Polda Jateng, Kombes Sumy Hastry Purwanti, Selasa (4/4/2023) sore.
Pemeriksaan forensik dipimpin langsung oleh Hastry dari Senin (3/4/2023) malam hingga Selasa dini hari.
Kondisi jenazah dalam keadaan pembusukan lanjut.
"Kami perkirakan waktu kematian antara 6 bulan sampai 24 bulan,” imbuhnya.
Ia mengatakan, untuk penyebab kematian lantaran lemas karena racun.
"Racunnya jenis apa nanti menunggu hasil laboratorium forensik,” tuturnya dikutip dari Tribun Jateng
Baca juga: Sosok Dukun Slamet Pembunuh Bermodus Gandakan Uang Dikenal Kurang Berbaur, Profesinya Tak Jelas
Satu jenazah sudah teridentifikasi atas nama Paryanto (53) warga Sukabumi, Jawa Barat.
Sementara itu, sembilan jenazah lainnya belum teridentifikasi.
Saat ini, petugas kembali menemukan 2 jenazah hingga total kesleuruhan 12 jenazah.
Ia pun bersama timnya kembali bertolak ke Banjarnegara dan Purwokerto untuk kembali melakukan pemeriksaan jenazah.
“Ini dua lagi ketemu (jenazah),” terangnya.