Ia adalah Doni, sopir angkot dengan trayek 01 jurusann Ciawi-Baranangsiang.
Doni mengungkapkan bahwa, pasca ditutupnya jembatan Otista kondisi jalanan di Kota Bogor mencadi macet.
"Dampaknya puyeng udah gitu weh dampaknya macet, biasanya macetnya normal sekarang macetnya parah," ujarnya pada TribunnewsBogor.com, Rabu (3/4/2023).
Hal itu membuat jarak tempuh yang dilaluinya memakan waktu yang cukup lama.
"Kalau ke bawah si gak terlalu, kalau ke atas tuh parah. Biasanya dari Ciawi ke bawah 30 menit sekarang jadi se-jam," imbuhnya.
Selain itu, ia juga mengeluhkan soal BBM yang menjadi boros ketika bermacetan di jalan.
"Bensin jadi masalah tuh, tadinya 2 liter jadi 2 liter setengah ya nambah-nambah dikit, tapi kalau penumpangnya ada mah bensin gak terasa si kalau gak ada kerasanya mah," paparnya.
Maka dari itu, para sopir angkot yang melintasi Kota Bogor dengan kemacetan yang terjadi, harus mengeluaran biaya yang ekstra.
Terlebih lagi, menurutnya penumpang pun menjadi lebih sedikit yang naik, sehingga penghasilannya pun ikut berkurang.
Bahkan, penghasilannya juga harus dibagi-bagi kembali, sehingga pendapatan pribadinya menjadi semakin kecil.
"Jadi setoran tuh sekarang mah buat Pertamina, dulu kan bensin 50 setoran 50 sopir 50. Sekarang bensin 100 setor 25 bensin 25. Perubahannya paling kerasa pas bensin naik ditambah macet," pungkasnya.
Baca juga: Suasana Jalan Otista Kota Bogor Setelah Ditutup Total, Jadi Tempat Bermain Anak
Macet di Kota Bogor
Kemacetan yang terjadi di Kota Bogor ini akibat ditutupnya Jalan Otista pada beberapa hari lalu.
Bahkan, macetnya lalu lintas ini terjadi hampir setiap waktu, terutama pada jam sibuk.
Sore tadi, TribunnewsBogor.com mencoba melintasi jalur skema rekayasa lalu lintas penutupan Jalan Otista.