Sisi Lain Bogor

Sejarah dan Fakta Kampung Janda di Ciburayut Bogor, Berawal Dari Bencana Alam 10 Tahun Lalu

Penulis: Wahyu Topami
Editor: Reynaldi Andrian Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekretaris Desa Ciburayut, Kabupaten Bogor, Warisman Rifai, Kamis (10/8/2023). Cerita soal Kampung Janda hanya stigma.

"Persoalan kampung janda itu sebenarnya hanya stigma saja, isu. Sebab kalau disebut kampung janda itukan harus mayoritas ya, 50+1 ini mah sedikit jumlahnya juga tidak berbeda jauh dengan kampung-kampung yang lainnya," lanjutnya.

Banyaknya janda di kampung ini juga bukan hanya ditinggal wafat oleh sang suami saja.

Namun, banyak faktor yang membuat wanita di kampung ini jadi menjanda.

"Dan jandanya pun variatif, ada yang tinggal karena sudah tua, ada yang memang janda akibat cerai, ya normal-normal saja," kata Warisman Rifai.

Saat ini, galian C di Kampung Janda sudah tidak ada.

Kantor Desa Ciburayut, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Kamis (10/8/2023).

Sejak rumor itu beredar dan terbilang cukup membahayakan keselamatan, galian C itu perlahan ditinggalkan oleh para penambang.

Diketahui, galian C ini merupakan tambang yang di dalamnya terdapat tanah, pasir, kerikil, batu gamping, marmer, kaolin, granit dan jenis lainnya.

Selain itu, galian C ini juga identik dengan tambang rakyat, yang dimana izinnya akan dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah (Pemda).

"Nah sekarang galian itu sudah tidak ada, tidak adanya galian tersebut karen lambat laun ditinggalkan, karena galian itu merupakan bahan material untuk pembuatan batako, bata press. Seiring berjalannya waktu sekarang sudah pada pakai hebel, artinya peminat batako itu sudah berkurang dan tanahnya juga sudah mulai habis, sudah berubah menjadi danau, sudah tidak bisa digunakan lagi," paparnya.

Bahkan, Kampung Janda ini banyak dibicarakan soal angka pernikahan dini yang tinggi.

Dengan adanya stigma itu, iapun kembali berdalih bawa pernikahan dini memang banyak terjadi di setiap desa.

Baca juga: Gaya Pacar Janda Purwakarta, Baru Nikah Setelah Ibunya Sembuh, Disuruh Cari Gadis Tinggalkan Teh Nde

"Berangkat dari situ pernah dirumorkan kembali pernikahan dini, waktu zaman itu ya. Kita akui juga ada pernikahan dini. Tapi sama saja, disetiap desa lain juga ada kan, tapi kan bukan di kita aja," terangnya.

Menurutnya stigma tersebut hanya kabar burung saja, yang dimana tak berlandas pada data yang akurat.

Warisman Rifai menegaskan, jumlah janda dan tingkat pernikahan dini di kampung tersebut tidak jauh berbeda dengan wilayah lainnya.

"Cuman ya berangkat dari awal begitu gak tahu datanya dari mana dan yang pasti bukan banyak janda-janda muda tidak. Normal saja seperti kampung-kampung lainnya," tandasnya.(*)

Berita Terkini