TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Nama Alfiansyah Komeng semakin banyak diperbincangkan bertepatan dengan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Secara mengejutkan, Komeng yang mencalonkan diri sebagai anggota DPD RI mendapat raihan suara terbanyak.

Meski saat ini proses penghitungan suara masih dilakukan oleh KPU RI. tapi Komeng diprediksi sudah bakal mendapat kursi sebagai wakil rakyat.

Jumlah suaranya unggul jauh dari pesaing terdekatnya yakni Jihan Fahira.

Melihat hal itu, Komeng ogah gegabah.

"Saya juga belum tahu, karena kan KPU saat ini masih penghitungan," ucapnya dilihat TribunnewsBogor.com dari tayangan Trans TV, Sabtu (17/2/2024).

Baca juga: Perolehan Suara Komeng Tembus Satu Juta, Kalahkan Ganjar-Mahfud di Jabar, Yakin Bisa Bertambah

Dalam acara yang dipandu Raffi Ahmad, Irfan Hakim itu, Komeng memberi pernyataan mengejutkan.

Komeng menjelaskan, jika Indonesia secara tak sadar sedang dijajah.

Lanjut Komeng, dalam kehidupan keseharian gaya hidup bangsa luar secara tak sadar sudah menyatu dengan warga Indonesia.

"Kita sebenarnya dijajah Korea Selatan secara kebudayaan," tegasnya.

"Emak gua aja masak sampai hangus gara-gara nonton drama Korea," tambahnya.

"Hampir setiap iklan ada Blackpink. Padahal kita lebih bagus," sambungnya.

Baca juga: Gaji Komeng Bila Jadi Anggota DPD, Dapat Perabot Rumah hingga Tunjangan Komunikasi Rp 15 Juta

Tak hanya itu, Komeng membeberkan jika budaya luar juga telah mencemari kehidupan keluarganya, khususnya urusan makan.

"Sampai makanan. Makanan Korea. Anak saya sampai tidak suka lagi pecel ayam. Anak saya suka kimci," bebernya.

Selain itu, Komeng memberi pernyataan nyeleneh saat nanti resmi dilantik sebagai anggota DPD RI.

Dengan spontan dan bercanda Komeng ingin ngumpetin sepatu.

"Saya ingin ngumpeti sepatu anggota dewan," paparnya.

Jaminan pendidikan

Sementara itu, Komeng yang bermimpi jika seniman atau komedian dapat hidup layak menyampaikan beberapa fakta menarik lainnya.

Komeng bercerita, jika seniman di Korea Selatan mendapatkan biaya sekolah gratis dari pemerintah.

"Kalau di sana, kalau mau jadi pemusik yang andal, negara mereka disekolahin tuh, dibiayain negara. Ketika pulang dan jadi musisi menjadi pemasukan negara," bebernya.