"Pakai cara yang benar, Sendi gak bisa motong kompas gitu, apa urusannya menemui Jokowi kemudian otomatis dapat tiket Gerindra atau Jokowi ngomong ke Prabowo ? menurut saya terlalu jauh, apalagi ini levelnya hanya di Kota Bogor," kata David Rizar Nugroho.
Ia mengatakan seharusnya Sendi membuka komunikasi dengan DPC hingga PAC Partai Gerindra Kota Bogor.
Walau kini sebenarnya pintu DPC Partai Gerindra Kota Bogor sudah tertutup bagi Sendi karena rekomendasi calon Wali Kota Bogor sudah diberikan pada Jenal Mutaqin.
"Tinggal dia melakuakn lobi ke level yang lebih tinggi. Tapi tentu DPP melihat aspek elektabilitas, saya pikir semua sandarannya dari survey. Peluangnya masih ada kalau surveynya lebih baik dari Jenal," kata David.
Kalaupun Sendi Fardiansyah berhasil mendapat tiket calon Wali Kota Bogor lewat komunikasi vertikal, menurut David, hal tersebut justru membawa dampak buruk.
"Katakanlah Sendi potong kompas menggunakan pendekatan kekuasaan pada akhirnya dia mendapat tiket Gerindra dari jalur pusat, itu akan masalah karena mesin partainya di bawah gak akan jalan, ya mungkin jalan tapi setengah hati. Gimana mau mendulang suara kalau sudah terjadi dissharmony," kata David.
David Rizar Nugroho berpendapat sebaiknya Sendi Fardiansyah tak berkukuh menjadi calon Wali Kota Bogor 2024.
"Saya pikir kalau saya jadi Sendi saya mau buka peluang untuk siapapun. Sekarang tuh sudah sejauh mana posisi elektabilitas dia di antara calon lain, kalau nomor satu dicari sama partai politik," katanya.(*)