Ia menyatakan bahwa sebagian masyarakat Desa Tugu Selatan, terutama santri dan para ulama, menginginkan patung raksasa Dewi Kencana tersebut dibongkar karena mereka khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Saya merasa khawatir karena sudah ada ancaman dari sebagian santri yang menginginkan patung ini dibongkar. Kami ingin mencegah terjadinya konflik, oleh karena itu kami mengirimkan surat resmi," tambahnya.
Sementara itu, Manager Area Pakis Hills, Alexander, menjelaskan bahwa patung raksasa Dewi Kencana dengan tinggi 12 meter tersebut hanya digunakan sebagai spot foto yang dibangun dari bambu.
"Patung ini bukan untuk disembah, melainkan hanya sebagai spot foto. Bahan patungnya pun terbuat dari alam, yaitu bambu, sehingga tidak akan bertahan lama," jelas Alex.
Terkait penolakan terhadap patung tersebut, pihaknya berencana untuk menggelar musyawarah dengan warga Puncak Bogor, khususnya para ulama di Desa Tugu Selatan.
"Akan mengadakan musyawarah, semoga masalah ini bisa segera diselesaikan," pungkasnya.