Sosok Gadis Tamansari Bogor yang Dikeroyok 5 Wanita, Kondisi Rumahnya Diviralkan: Tak Sesuai Medsos

Penulis: Vivi Febrianti
Editor: Vivi Febrianti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ini sosok gadis yang dianiaya teman sebayanya di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor.

I pun mempersilahkan temannya untuk melakukan penganiayaan.

ENTIW yang saat itu orang pertama kali menampar pipi dari ZW. 

ZW pun tidak terima dan melakukan perlawanan. 

S yang pertama kali mengadu domba pun naik pitam. Alhasil, ENTIW dan S yang merupakan kakak beradik ini melakukan penganiayaan kepaada ZW.

Kepala ZW pun sampai dibenturkan oleh ENTIW dan S.

“Saya sampai dijedotin, diseret, sampai kepala saya bocor. Baju saya dibukain kaya mau ditelanjangin gitu,” ujarnya.

Saat ZW dikeroyok, komplotan lainnya melakukan live IG. Aksi pengeroyokan kepada ZW pun sengaja direkam.

ZW terkapan dan berdarah dibagian kepalanya. Mereka pun meninggalkan ZW seorang diri.

“Nah, kata I siapa yang mau mukul lagi. Kata M teh udah kasian udah berdarah dia. Langsung ditinggalin saya,” ujarnya.

ZW pun pulang diantar oleh ojek online. Saat pulang ZW pun merasa trauma dan tidak menceritakan hal ini kepada siapapun.

Bahkan, saking traumanya, ZW menolak untuk dibawa ke rumah sakit.

“Saya alami Luka yang parah itu dibagian kepala.  Terus benjol belakang juga. Pipi baret. Kuping didepan berdarah dan belakang. Hidung mimisan dua hari ga berhenti-henti. Dada saya baret juga. Perut juga karena diinjak injak,” tandasnya.

Pelaku Datang ke Rumah Korban

Ayah korban, Sopian mengatakan, sejak aksi penganiayaan itu viral, para terduga pelaku sempat mendatangi kediamannya sebanyak dua kali.

Namun, kata Sopian, tujuan para terduga pelaku datang beramai-ramai itu bukan untuk meminta maaf, melainkan untuk menceritakan kronologi kejadian versinya sendiri.

"Pihak keluarga si pelaku itu enggak ada. Tapi orang yang ada di lokasi itu sempat datang ke rumah, tapi dia pengen ngebela diri," ujarnya kepada wartawan di Polres Bogor, Jumat (31/5/2024).

Halaman
1234

Berita Terkini