Pada tahun yang sama, Tia memutuskan maju sebagai calon legislatif (caleg) DPR dapil Banten I dan mampu meraup suara sebanyak 30.000 lebih.
Sayangnya perolehan suara tersebut belum mampu mengantarkan Tia ke Senayan karena kalah dari Mochamad Hasbi Asyidiki Jayabaya yang meraup 40.000 lebih suara.
Pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024, Tia kembali mencoba peruntungan mencalonkan diri sebagai anggota DPR.
Usahanya mendulang suara di Banten membuahkan hasil setelah ia menggeser posisi Mochamad Hasbi Asyidiki Jayabaya yang sudah dua periode duduk di DPR sejak 2014.
Ia juga mengalahkan Bonnie Triyana, sejarawan yang mendapatkan nomor urut 1 pada Pileg tahun ini.
Baca juga: Biodata Profil IShowSpeed, YouTuber Fans Berat Cristiano Ronaldo, Pecah Rekor Sambangi Indonesia
Baca juga: Profil dan Biodata Bernadya, Penyanyi yang Dapat Komentar Pelecehan di Media Sosial
Baca juga: Biodata Profil Zulkifli Hasan: Mendag RI Buka Keran Ekspor Pasir Laut, Pernah Diamuk Harrison Ford
Tia Rahmania dipecat setelah kritik Wakil Ketua KPK
Sebelum Tia Rahmania dipecat PDIP, ia sempat mengkritik Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nurul Ghufron soal integritas dalam acara Forum Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan untuk Anggota DPR periode 2024-2029.
Dalam siaran acara yang ditampilkan kanal YouTube Lemhanas, kritik tersebut bermula ketika Ghufron membahas isu korupsi dan dampaknya terhadap tujuan negara.
Ghufron juga menunjukkan Indeks Integritas Nasional 2023 sambil menyinggung penyelenggara negara yang masih menerima hadiah.
Saat Ghufron memaparkan materi, Tia melakukan interupsi yang mengaku pusing dengan pernyataan pimpinan KPK ini.
Ia menilai, Ghufron sebaiknya tidak berbicara soal integritas karena ia sendiri melakukan pelanggaran etik di KPK.
“Pak Nurul Ghufron yang terhormat, daripada Bapak bicara yang teori seperti ini, kita semua tahu Pak, negara ini berada dalam kondisi tidak baik-baik saja. Mending Bapak bicara kasus Bapak, bagaimana Bapak bisa lolos dewas, Dewan Etik,” katanya dikutip dari Kompas.com, Minggu.
“Kemudian di-PTUN kan sukses, bagaimana kasus Bapak memberikan rekomendasi pada ASN? Bagaimana kasus-kasus Bapak yang lain, Bapak bisa lolos?” tambahnya.
Tia juga meminta panitia acara untuk mencari pembicara yang lebih kredibel.
"Mohon maaf Pak, Bapak bukan produk dari kami. Korupsi itu intinya etika dan moral, Pak. Saya adalah salah satu dosen anti-korupsi, Pak. Izin ya, Pak, terima kasih karena Bapak sendiri, Pak Ghufron sendiri yang membuka," ucapnya.