"Saya pikir dia belum sampai melakukan itu (pemerkosaan). Akhirnya saya bawa teman saya ke minimarket untuk saya tanyain, nah di situ baru saya tahu bahwa sudah dibawa ke homestay," ungkapnya.
Menurut Anasta, korban MA sebenarnya takut untuk melapor, karena di sisi lain dirinya tidak memiliki bukti.
"Akhirnya dia ngaku ke saya, di situ saya langsung membawa korban ke Polda NTB," kata dia.
Selama perjalanan, korban pun terus ketakutan dengan ancaman yang dilakukan Agus Buntung, bahkan nyaris mengakhiri hidup.
"Dalam perjalanan korban ketakutan sambil nangis, bahkan hampir lompat dari kantor karena ketakutan sama Agus," jelasnya.
Kepada temannya, korban mengaku kalau Agus Buntung bisa membunuhnya dengan mantra yang ia punya.
"Ancaman dalam bentuk verbal, ada kalimat dari korban yang bilang 'saya takut dibunuh karena dia punya ilmu'," pungkasnya.
Kuasa Hukum Agus Buntung, Ainuddin, membantah kliennya telah melakukan pemerkosaan.
"Sesungguhnya terjadi kontak badan, tapi itu atas dasar mau sama mau, gak ada paksaan," kata Ainuddin.
Agus Buntung juga sempat mengaku akan melaporkan korban MA dan Anasta ke polisi atas tuduhan pencemaran nama baik.
Sebab, Anasta adalah orang yang memviralkan Agus ke media sosial.
"Saya juga pengen ketemu sama yang nuduh saya ini. Sama yang cowok-cowok itu juga, kok dia tega kayak gini," kata Agus Buntung.
Meski begitu, ia mengaku siap menyelesaikan kasusnya di pengadilan.
"Saya hadapi," ungkapnya lagi.
Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :
https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t