Bikin Gubernur Dedi Mulyadi Penasaran, Inilah Ajaran Sunda Wiwitan, Aliran Kepercayaan Asli Sunda

Penulis: khairunnisa
Editor: khairunnisa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

AJARAN SUNDA WIWITAN: Tangkapan layar momen Dedi Mulyadi menyapa remaja penganut sunda wiwitan bernama Adit, disadur pada Kamis (1/5/2025). Mengenal ajaran sunda wiwitan yang belakangan disorot Gubernur Dedi Mulyadi. Sunda wiwitan ternyata merupakan aliran kepercayaan asli orang sunda.

Bahwa hingga kini penganut sunda wiwitan kurang adri 3.000 orang.

Penganut sunda wiwitan itu tersebar di wilayah Jawa Barat yakni Kuningan, Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, Bandung, Garut, dan Majalengka.

"Kalau kita membandingkan tentunya bukan bisa dibandingkan. Tapi kalau secara pencatatan administrasi negara itu warga kami hanya di Jawa Barat kurang dari 3 ribu, ada di beberapa kabupaten tersebar. Pada prinsipnya sunda wiwitan bukan agama syiar, bukan penyebaran gitu, tapi agama atau tuntunan spiritual yang mengajarkan pada kesadaran asali," akui Dewi Kanti.

Terkait dengan siapa saja yang boleh menganut sunda wiwitan, Dewi menjelaskan detail.

Bahwa penganut sunda wiwitan tidak harus berasal dari tanah sunda.

"Sunda wiwitan ini kan ada di beberapa tempat termasuk di Kanekes, Badui. Itu juga menamakan sunda wiwitan, namun yang jadi spesifik di tempat kami adalah yang dikembangkan pada periode (tahun) 1800-an," pungkas Dewi.

"Pemaknaan sunda yang kami pahami bukan pada sunda etnis atau sunda suku, tapi sunda filosofi. Jadi sunda itu sebagai titik pencerahan yang menyebarkan damai atau penyempurna. Jadi sebagai manusia yang memiliki akal, budi, dan pikir, kita diberikan daya oleh yang maha kuasa untuk bisa menyempurnakan apa yang ada di alam semesta ini," sambungnya.

Adapun asal-usul sunda wiwitan, Dewi menceritakan sedikit sejarah.

Bahwa sunda wiwitan sudah ada di tahun 1800-an di Indonesia.

Artinya aliran kepercayaan sunda wiwitan sudah eksis sebelum masuknya agama lain di tanah air.

"Satu tokoh adat bernama Pangeran Sadeo Madrais, pada periode itu kita sebagai sebuah bangsa yang memang dalam posisi keterjajahan oleh asing, Belanda, mengapa pangeran Sadewa Madrais menggali ulang tuntutan spiritual leluhur sunda, sebetulnya untuk menggugah kesadaran nasionalisme. Ketika kita sadar pada tuntunan leluhur, kita punya kekuatan kalau kita mau jadi bangsa merdeka, kita harus mengenal diri, sehingga bisa jaga diri," kata Dewi.

"Jadi sebelum agama-agama masuk ke tatar sunda itu juga sudah punya sistem spiritualitas. Kita bisa mendapatkan dari artefak kebudayaan bahwa peradaban manusia sunda ribuan tahun lalu itu sudah memiliki nilai spiritualitas dan religius," sambungnya.

Baca juga: SEBUT Dedi Mulyadi Gubernur Konten, Potret Gubernur Kaltim Main Golf Disorot: Olahraga Para Pemimpin

Sama seperti agama lain, sunda wiwitan kata Dewi juga memiliki kitab suci.

"Tuntunan suci atau tuntunan laku itu kita ada di beberapa kitab tertulis ada sang hyang siksa kandang karsihan dan kalau di leluhur kami ada manuskrip yang ditulis secara langsung sebagai tuntunan hukum adat," imbuh Dewi.

Perihal pernikahan, Dewi menyebut bahwa penganut sunda wiwitan boleh menikah dengan agama lain asalnya masih berasal dari Indonesia.

Halaman
1234

Berita Terkini