Cerita Sri Mulyani Kecewa Negara Tak Hadir Saat Rumah Dijarah, Nangis Disamakan dengan Ahmad Sahroni

Cerita Sri Mulyadi Kecewa Negara Tak Hadir Saat Rumah Dijarah, Nangis Disamakan dengan Ahmad Sahroni

|
Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Ardhi Sanjaya
Instagram Sri Mulyani/Sahroni
RUMAH SRI MULYANI DIJARAH - Sri Mulyani nangis saat perpisahan (KIRI). Ahmad Sahroni (KANAN). Cerita Sri Mulyadi Kecewa Negara Tak Hadir Saat Rumah Dijarah 

"Saya dengar keluhannya, 'ya saya ndak apa-apa sih itu orang menjarah mungkin karena butuh, tapi saya tetap kecewa karena penjagaan dari aparat kurang yang kedua saya disamakan dengan Sahroni'," katanya.

Baca juga: Beda Klarifikasi Menkeu Purbaya vs Yudo Sadewa soal Sri Mulyani Agen CIA, Singgung Sikap Anak Kecil

Ahmad Sahroni menjadi target amukan massa karena pernyataannya yang menyebut pihak yang membawa isu bubarkan DPR adalah tolol.

"Disamakan dengan Sahroni itu kan ndak enak. Dia nangis di situ, katanya. Dari sumber yang pernah bertemu langsung dengan bu Sri Mulyani," katanya.

Lewat akun Instagramnya pun Sri Mulyani menulis curhatan panjang.

"Saya memahami membangun Indonesia adalah sebuah perjuangan yang tidak mudah, terjal, dan sering berbahaya. Para pendahulu kita, telah melalui itu.

Politik adalah perjuangan bersama untuk tujuan mulia kolektif bangsa, tetap dengan etika dan moralitas yang luhur.

Baca juga: Tak Kapok, Anak Menkeu Purbaya Sadewa Masih Sindir Sri Mulyani, Padahal Sudah Dilarang Main Sosmed

Sebagai pejabat negara saya disumpah untuk menjalankan UUD 1945 dan semua UU. Ini bukan ranah atau selera pribadi. UU disusun melibatkan Pemerintah, DPR, DPD, dan Partisipasi Masyarakat secara terbuka dan transparan. 

Apabila publik tidak puas dan hak konstitusi dilanggar UU - dapat dilakukan Judicial Review (sangat banyak) ke Mahkamah Konstitusi. Bila Pelaksanaan UU menyimpang dapat membawa perkara ke Pengadilan hingga ke Mahkamah Agung. 

Itu sistem demokrasi Indonesia yang beradab. Pasti belum dan tidak sempurna. Tugas kita terus memperbaiki kualitas demokrasi dengan beradab tidak dengan anarki, intimidasi serta represi.

Tugas negara harus dilakukan dengan amanah, kejujuran, integritas, kepantasan dan kepatutan, profesional, transparan, akuntabel, dan jelas kami dilarang korupsi. 

Ini adalah kehormatan dan sekaligus tugas luar biasa mulia. Tugas tidak mudah dan sangat kompleks, memerlukan wisdom - empati, kepekaan mendengar dan memahami suara masyarakat. Karena ini menyangkut nasib rakyat Indonesia dan masa depan bangsa Indonesia.

Terimakasih kepada seluruh masyarakat umum termasuk netizen, guru, dosen, mahasiswa, media masa, pelaku usaha UMKM, Koperasi, usaha besar, dan semua pemangku kepentingan yang terus menerus menyampaikan masukan, kritikan, sindiran bahkan makian, juga nasihat. 

Juga doa dan semangat untuk kami berbenah diri. Itu adalah bagian dari proses membangun Indonesia.

Mari kita jaga dan bangun Indonesia bersama, tidak dengan merusak, membakar, menjarah, memfitnah, pecah belah, kebencian, kesombongan, dan melukai dan mengkhianati perasaan publik.

Kami mohon maaf, pasti masih banyak sekali kekurangan. Bismillah, kami perbaiki terus menerus.

Semoga Allah SWT memberkahi dan melindungi Indonesia.
Jangan pernah lelah mencintai Indonesia   Jakarta, 31 Agustus 2025," tulis di akun Instagram Sri Mulyani.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved