Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Jadi Sumber Catatan di Batutulis Bogor, Ini Sosok Mengejutkan Raja Sunda Versi Tome Pires

Menyusuri Batutulis Bogor, temukan kisah raja Sunda, istana megah, dan legenda kuno yang tertulis sejak abad 16.

Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Tsaniyah Faidah
TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy
Deskripsi Kerajaan Pajajaran di masa lalu terpampang di sebuah tugu selamat datang di kawasan Batutulis, Kota Bogor. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Deskripsi Kerajaan Pajajaran di masa lalu terpampang di sebuah tugu selamat datang di kawasan Batutulis, Kota Bogor.

Di sana tertulis deskripsi singkat soal Kerajaan Pajajaran di masa lalu yang kini hilang.

Tulisan itu bersumber dari buku yang ditulis Tome Pires, seorang diplomat Portugis pada tahun 1500-an.

"Kota tempat raja berada sepanjang tahun adalah Kota Besar Dayo (Dayeuh). Kota itu memiliki rumah-rumah yang dibangun dengan baik dari daun palem dan kayu. Mereka mengatakan bahwa rumah raja memiliki banyak pilar sebesar tong anggur, dan tingginya lima depa (9,14 meter), serta ukiran kayu yang indah di puncak pilar, dan sebuah rumah yang sangat indah," begitu bunyi tulisan yang terpampang di kawasan Batutulis Bogor tersebut.

Dalam tulisannya itu, Tome Pires rupanya cukup banyak menjabarkan soal Kerajaan Sunda di masa lalu.

Termasuk di antaranya sosok raja dan masyarakat Sunda.

Di antaranya juga terdapat deskripsi yang bisa dianggap tak lazim bagi orang-orang di zaman sekarang.

Sosok Raja Sunda Versi Tome Pires

Dalam tulisannya, penulis Portugis ini menyebut bahwa Raja Sunda merupakan sosok yang gemar berburu.

"Raja (Sunda) adalah seorang olahragawan dan pemburu yang hebat. Negerinya memiliki rusa jantan yang tak terhitung jumlahnya, babi, dan lembu jantan. Mereka melakukan ini (berburu) hampir sepanjang waktu," tulis Tome Pires dalam bukunya Suma Oriental.

Selain itu dipaparkan pula soal istri dan selir daripada Raja Sunda yang jumlahnya mengejutkan.

"Raja memiliki dua istri utama dari kerajaannya sendiri hingga seribu selir," tulisnya.

Tome menulis bahwa Kerajaan Sunda dipimpin pemerintahan yang adil.

Banyak penguasa-penguasa kota dan pelabuhan bermunculan setelah Era Sang Briang (Raja Sunda sebelumnya).

"Kerajaan Sunda diperintah dengan adil, mereka adalah orang-orang sejati. Orang-orang pesisir laut rukun dengan para pedagang di negeri itu," tulisnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved