Info UMKM Bogor
Berawal dari Tanah Liat, Imah Keramik Bogor Kini Jadi UMKM Kreatif yang Mendunia dari Kota Hujan
Di Imah Keramik Bogor, pengunjung Imah Keramik dapat melihat proses lengkap pembuatan keramik.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM – Berawal dari hobi membuat patung tanah liat sejak SMP, Taurisia Y.T. Wijaya atau yang akrab disapa Sisi, kini berhasil mengembangkan Imah Keramik Bogor menjadi salah satu UMKM kreatif yang dikenal luas di Kota Bogor.
Berlokasi di Jalan Pembangunan No.22/23A, Kedunghalang, Bogor Utara, Imah Keramik Bogor tidak hanya menjadi tempat produksi dan galeri seni, tetapi juga ruang edukasi yang mengajarkan proses pembuatan keramik kepada masyarakat.
Kecintaan Sisi terhadap keramik tumbuh dari lingkungan keluarga. Sang ayah merupakan pembuat komponen keramik untuk lampu pijar, dan dari beliaulah Sisi belajar dasar-dasar seni kriya ini.
“Saya mulai bikin patung keramik sejak kelas dua SMP. Dari situ saya jatuh cinta dengan prosesnya. Ilmu ini diturunkan langsung dari ayah saya, dan saya merasa bertanggung jawab untuk melanjutkannya,” ujar Sisi saat ditemui Rabu (22/10/2025).
Tahun 2009, Sisi memutuskan untuk melanjutkan usaha yang sempat dirintis sang ayah. Ia mendirikan Imah Keramik Bogor, dengan tujuan menjadikannya wadah pelestarian seni sekaligus sarana pembelajaran bagi masyarakat.
“Saya ingin membuat rumah bagi siapa pun yang ingin mengenal seni keramik, dari anak-anak sampai orang dewasa,” katanya.
Sisi mengakui, memperkenalkan seni keramik ke masyarakat bukan hal mudah.
“Keramik itu belum umum di masyarakat. Tantangan kami adalah bagaimana membuat orang sadar bahwa keramik itu dekat dengan kehidupan, bahkan bisa jadi peluang usaha,” ujarnya.
Selain itu, proses pembuatan yang rumit juga menjadi ujian tersendiri.
“Mulai dari pencampuran tanah liat, pembentukan, pewarnaan, sampai pembakaran, semua butuh kesabaran dan ketelitian. Tapi di situlah seninya,” tambahnya dengan senyum.
Di Imah Keramik Bogor, pengunjung Imah Keramik dapat melihat proses lengkap pembuatan keramik, mulai dari pengolahan bahan baku tanah liat, pembentukan dan proses putar, proses mug tuang dan dekor kerok, pewarnaan glazur celup, hingga proses pembakaran dalam tungku (kiln) yang mencapai suhu 1200°C.
Dengan tiket masuk Rp15.000, pengunjung bisa mengikuti tur edukatif yang memperlihatkan detail pembuatan setiap karya.
Bagi yang ingin mencoba sendiri, tersedia kelas fun clay seharga Rp75.000 per orang, di mana peserta dapat membentuk dan menghias keramik mereka sendiri dengan bimbingan pengajar.
“Kami ingin masyarakat paham bahwa seni keramik itu bisa dipelajari siapa pun. Dari anak usia tiga tahun sampai lansia, semua bisa mencoba di Imah Keramik ini,” tutur Sisi.
Salah satu inovasi unggulan Sisi adalah Batik Keramik, hasil perpaduan antara dua warisan budaya Indonesia: batik dan keramik.
Baca juga: Sentra UMKM Tegalwaru, Wadah Pemberdayaan Pengusaha Lokal dengan 110 UMKM Aktif di Kabupaten Bogor
“Kami ingin melestarikan dua budaya sekaligus dalam satu karya. Batik Keramik menjadi simbol identitas lokal yang kami banggakan,” ungkapnya.
Melalui eksplorasi panjang, Sisi berhasil menciptakan motif batik di atas permukaan keramik yang kini menjadi produk unggulan dan telah dipatenkan.
Produk batik keramik Imah Keramik Bogor kini hadir dalam berbagai bentuk, piring, vas bunga, mug, dan souvenir etnik, dengan harga mulai dari Rp150.000 hingga jutaan rupiah, tergantung ukuran dan motifnya.
Produk-produk tersebut menjadi favorit pengunjung karena keunikannya berkaitan dengan nilai estetika dan budaya.
UMKM Go Internasional, Raih Penghargaan Bergengsi
Melalui pameran UMKM nasional dan kerja sama dengan berbagai pihak, produk Imah Keramik pernah tampil di pameran UMKM di Jakarta dan Bandung, bahkan kini telah menembus pasar mancanegara, termasuk Jerman.
“Kami memasarkan lewat galeri dan pameran. Dari situ, kami mulai dapat pesanan custom, seperti untuk kafe, restoran, dan dekorasi rumah. Beberapa produk kami juga sudah sampai ke Jerman,” kata Sisi.
Keberhasilan tersebut turut dibuktikan dengan diraihnya penghargaan Inacraft Awards 2023 kategori Best Prize in Ceramics Category, yang menjadi pengakuan atas kualitas dan kreativitas Imah Keramik Bogor dalam melestarikan seni kriya lokal.
Dalam sebulan, mereka mampu memproduksi sekitar 200–300 unit produk dengan omzet mencapai Rp20–30 juta.
Lebih dari sekadar bisnis, Imah Keramik Bogor menjadi rumah bagi pelestarian budaya dan ruang belajar lintas generasi.
“Keramik itu simbol kesabaran. Dari tanah liat yang lembut, setelah melalui proses pembakaran, bisa menjadi sesuatu yang kuat dan indah. Itu filosofi yang ingin saya bagikan,” ujar Sisi penuh makna.
Baginya, “Imah” bukan sekadar tempat tinggal, tapi rumah bagi seni, pembelajaran, dan harapan generasi penerus. Ia rutin mengajak pelajar, komunitas, hingga keluarga untuk datang dan belajar, agar masyarakat semakin mencintai karya buatan tangan sendiri.
Salah satu pengunjung, Faradina, datang jauh-jauh dari Jakarta setelah melihat Imah Keramik di TikTok.
“Awalnya cuma iseng cari aktivitas seru di Bogor. Pas datang, tempatnya tenang banget dan suasananya enak,” ujarnya.
Ia pun kagum dengan pengajar yang sabar membimbing dari awal hingga hasilnya jadi.
“Yang ngajarinnya ramah banget. Kalau salah pun dibetulin dengan sabar,” tambahnya sambil tersenyum.
Pengalaman itu membuatnya sadar bahwa sesuatu yang tampak sulit akan terasa menyenangkan kalau dijalani dengan hati.
Selama 16 tahun berdiri, Imah Keramik Bogor telah menjadi contoh nyata bahwa hobi dan budaya bisa berjalan seiring dengan usaha. Dari tanah liat, Sisi membangun masa depan, sekaligus menginspirasi banyak orang untuk berani memulai dari hal yang mereka cintai.
“Kami ingin membuktikan bahwa dari tanah liat pun bisa lahir masa depan. Selama ada kemauan, proses tidak akan mengkhianati hasil,” tutup Sisi dengan senyum hangat.
(Revani Meiliana/Politeknik Negeri Jakarta)
| Dari Limbah Jadi Cuan! Intip Karya Ibu-ibu Kampung Perca Bogor Ubah Sisa Kain Jadi Produk Bernilai |
|
|---|
| Dari Dapur Rumah ke Kedai Estetik, Ini Kisah Baked & Treats Bogor, Glutten Free Tapi Ramah Kantong |
|
|---|
| Kenalan dengan Madjoe Djalan, Usaha Konveksi Anak Muda Bogor yang Tembus Pasar Internasional |
|
|---|
| Suka Wewangian, Wanita Asal Bogor Ini Ciptakan Sabun dan Deodoran Alami Tanpa Bahan Kimia |
|
|---|
| Ikut Tren, Wanita Asal Bogor Ini Coba Bisnis Dessert Kekinian, Omzet Berhasil Tembus Rp25 Juta |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.