Cerita Aneh di Tempat Cukur Bekas Pos Belanda di Bogor, Tutup Dikira Buka, Malah Ada Sosok Lain

Viral kisah unik tempat cukur di sebuah bangunan bekas pos peninggalan Belanda di Jalan Paledang, Kota Bogor yang banyak didatangi wisatawan.

Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Tsaniyah Faidah
TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy
KISAH VIRAL DI BOGOR: Pangkas Rambut 10.000, tempat cukur di sebuah bangunan bekas pos peninggalan Belanda di Jalan Paledang, Kota Bogor, Jumat (14/11/2025). 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Tempat cukur di sebuah bangunan bekas pos peninggalan Belanda di Jalan Paledang, Kota Bogor yang banyak didatangi wisatawan rupanya punya cerita aneh.

Bahkan Bambang Syukur (53) sebagai tukang cukur di pos tersebut heran dengan cerita aneh tersebut.

Yaitu ketika ada pelanggan yang datang terus terus menanyakan kemarin kenapa tutup.

Padahal menurut Bambang, sehari sebelummya tempat cukur yang diberi nama 'Pangkas Rambut Rp 10.000' itu tetap buka.

"Padahal buka, rame malah yang cukur," cerita Bambang kepada TribunnewsBogor.com, Jumat (14/11/2025).

Selain itu, ada pula cerita aneh ketika suatu waktu tempat cukurnya tutup sementara karena Bambang ada keperluan lain.

Namun kemudian muncul cerita dari pelanggan justru saat itu tempat cukurnya justru buka dan ada tukang cukur orang lain.

Bambang pun terkejut dan heran, karena sudah bertahun-tahun hanya dia sendiri lah yang menjadi tukang cukur di tempat tersebut.

Bambang menceritakan, awalnya pelanggan tersebut bertanya ke Bambang apakah Bambang punya saudara atau kerabat yang ikut menjadi tukang cukur di bangunan bekas Belanda tersebut.

"Kenapa emang ? saya tanya gitu, 'enggak soalnya yang nyukur saya bulan kemarin orangnya putih jenggotan, putih semua'," cerita Bambang menirukan ucapan pelanggannya tersebut.

"Bener, makanya saya juga merinding tapi gak terlalu ini juga," kata Bambang.

Baca juga: Cerita Warga Soal Pos Bekas Belanda di Bogor, Sudah Berganti-ganti Generasi Dipakai Tukang Cukur

Kata dia, tempat cukur di pos bekas peninggalan Belanda ini menyimpan banyak kenangan, karena sudah menjadi tempat cukur sejak puluhan tahun.

Bambang pun mengaku dirinya sendiri dia perkirakan merupakan generasi keempat yang menjadi tukang cukur di tempat tersebut.

Saat masih kecil, Bambang juga mengaku sering dibawa oleh orang tuanya untuk dicukur di tempat yang kini menjadi tempatnya bekerja itu.

Keberadaan tukang cukur di bangunan bekas pos keamana era kolonial Belanda itu juga didukung warga sekitar.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved