Info UMKM Bogor

Dari Cibulao sampai Sukawangi, Rumah Kopi Bogor Perkenalkan Kekayaan Cita Rasa Kopi Lokal

Di Rumah Kopi Bogor, cita rasa dari kebun-kebun lokal diracik jadi seduhan khas yang bikin kota hujan punya identitas baru di dunia perkopian.

Editor: Tsaniyah Faidah
Muhamad Zainal Muttaqin/ Institut Ummul Quro Al-Islami Bogor
UMKM BOGOR - Suasana hangat di balik meja bar Rumah Kopi Bogor, tempat racikan kopi lokal diseduh dengan penuh ketelatenan. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, TANAH SAREAL – Di tengah maraknya tren kopi dari berbagai daerah Indonesia, Rumah Kopi Bogor hadir membawa cita rasa khas dari kota hujan. 

Berdiri sejak tahun 2019, kedai ini menjadi wadah bagi pecinta kopi untuk mengenal lebih dekat potensi kopi lokal yang berasal dari kebun-kebun di wilayah Bogor.

Ismanto Danu, pemilik Rumah Kopi Bogor, menjelaskan bahwa usahanya berawal dari keinginan sederhana untuk memperkenalkan kopi Bogor kepada masyarakat luas, sekaligus membuka peluang ekonomi bagi petani kopi lokal.

Biji kopi yang digunakan berasal dari beberapa desa penghasil kopi unggulan di Kabupaten Bogor seperti Cibulao, Sirna Jaya, Babakan Madang, dan Sukawangi.

Setiap bulannya, Rumah Kopi Bogor mengolah sekitar 80 hingga 100 kilogram biji kopi.

Namun, Ismanto menegaskan bahwa usahanya lebih berfokus pada penyajian dan edukasi rasa ketimbang menjual biji kopi dalam jumlah besar.

UMKM BOGOR - Biji kopi lokal berkualitas yang diproses dan dikemas langsung oleh Rumah Kopi Bogor menjaga kesegaran aroma dan cita rasa khasnya.
UMKM BOGOR - Biji kopi lokal berkualitas yang diproses dan dikemas langsung oleh Rumah Kopi Bogor menjaga kesegaran aroma dan cita rasa khasnya. (Muhamad Zainal Muttaqin/ Institut Ummul Quro Al-Islami Bogor)

“Kami lebih ingin orang datang dan merasakan langsung karakter kopi Bogor,” ujarnya.

Dari segi cita rasa, kopi Bogor punya keunikan tersendiri.

Proses pengolahan dimulai dari green bean hasil panen petani yang kemudian di-roasting secara mandiri di kedai.

Ada tiga varian utama yang ditawarkan, natural, honey, dan tropical.

Masing-masing memiliki karakter berbeda, honey dengan aroma manis, tropical yang lebih fruity, dan natural yang seimbang antara manis dan asam.

Untuk menonjolkan cita rasa aslinya, metode seduh manual seperti V60 dan Japanese menjadi pilihan utama.

Teknik ini dianggap mampu mengeluarkan aroma dan rasa khas kopi Bogor dengan sempurna, tergantung pada tingkat sangrai dan suhu air saat penyeduhan.

Meski masih dalam tahap berkembang, minat masyarakat terhadap kopi Bogor terus meningkat.

Ismanto menilai, daya saing kopi Bogor cukup kuat jika para petani mampu menjaga kualitas dan konsistensi produksinya.

Baca juga: Berawal dari Tanah Liat, Imah Keramik Bogor Kini Jadi UMKM Kreatif yang Mendunia dari Kota Hujan

“Setiap daerah punya karakter rasa masing-masing, termasuk Bogor. Tinggal bagaimana kita menjaga kualitas dan memperluas promosi,” katanya.

Untuk pecinta kopi yang ingin menikmati kopi lokal ini berlokasi di Komplek Bukit Cimanggu City, Jalan Sholeh Iskandar Tanah Sareal Bogor, tepatnya 50 meter setelah Polsek Tanah Sareal.

Ismanto berharap ke depan, kopi Bogor bisa semakin dikenal secara nasional, bahkan menembus pasar internasional.

Untuk mewujudkan hal itu, ia menilai perlu dukungan dari berbagai pihak, terutama dalam hal promosi dan ketersediaan stok biji kopi yang stabil.

“Kalau petani konsisten dan kualitasnya terjaga, saya yakin kopi Bogor bisa bersaing dengan kopi Gayo, Toraja, atau Kintamani,” ungkapnya.


(Muhamad Zainal Muttaqin/ Institut Ummul Quro Al-Islami Bogor)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved