Akal-akalan Pembunuh 1 Keluarga di Indramayu Sebelum Ditangkap, Cari Kambing Hitam Kecoh Polisi
Tak cuma sadis bunuh satu keluarga termasuk bayi 8 bulan, pelaku juga sempat memakai taktik licik untuk menjual mobil milik anak Sahroni.
Penulis: khairunnisa | Editor: khairunnisa
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Pelaku pembunuhan satu keluarga di Indramayu ternyata punya akal licik dalam mengecoh pihak kepolisian agar tak lekas tertangkap.
Dua pelaku yakni R dan P mengguankan siasat jahat agar polisi tak menangkap mereka dan malah menyalahkan orang lain sebagai pembunuh keluarga Sahroni.
Hal itulah yang membuat pengungkapan kasus pembunuhan keluarga Sahroni sempat terhambat sampai satu minggu lebih.
Hingga akhirnya polisi berhasil mengungkap siapa sebenarnya pembunuh yang keji menghabisi nyawa Sahroni beserta anak, mantu, dan cucunya.
Diwartakan sebelumnya, jasad Sahroni (75), anak dan menantu bernama Budi (45) dan Euis (40), serta dua anak berinisial R (6) dan B (3) ditemukan di dalam rumahnya dalam kondisi mengenaskan pada Senin (1/9/2025).
Jasad satu keluarga tiga generasi itu ditemukan di dalam satu lubang yang sama.
Satu minggu lebih berlalu, polisi akhirnya berhasil menangkap dua pelaku pembunuhan keluarga Sahroni.
Mereka adalah pria inisial R dan P.
Kedua pelaku berhasil ditangkap oleh penyidik Polda Jabar setelah dilakukan penyelidikan mendalam.
Baru ditangkap setelah satu minggu kasus pembunuhan keluarga Sahroni berlalu, penyidik mengurai penjelasan.
Bahwa pelaku sempat mengecoh polisi dengan mencari kambing hitam supaya orang lain yang dicurigai sebagai pembunuh Sahroni sekeluarga.
Sosok kambing hitam yang digunakan kedua pelaku agar dicurigai polisi adalah tetangga korban bernama Evan.
Ternyata setelah jasad korban ditemukan, para pelaku sadar aksinya viral.
Hal itulah yang mendorong pelaku untuk memakai orang lain sebagai kambing hitamnya.
"Alibi si tersangka ini pintar. Yang bersangkutan tahu bahwa di media sosial viral karena kejadian ini. Yang bersangkutan ini menggunakan handphone korban sebagai transaksi untuk penjualan mobil pick up milik korban," ungkap Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Hendra Rochmawan dilansir dari tayangan youtube tv one news, Selasa (9/9/2025).
Cara pelaku agar Evan yang disalahkan polisi adalah dengan pura-pura jadi korban.
Pelaku yakni R mengambil ponsel Budi setelah pembunuhan, lalu berpura-pura jadi Budi.
R yang mengaku sebagai Budi pun menyuruh Evan untuk menjual mobil pickup milik Sahroni.
"Dia (pelaku) menghubungi Evan yang ada di HP untuk bertransaksi dan ambil kesepakatan (jual mobil) dengan harga murah dan cepat itu Rp19 juta," ujar Kombes Pol Hendra Rochmawan.
Baca juga: Pengakuan Eksekutor Bayi yang Tewas 1 Keluarga, Korban Nangis Saksikan Ibu dan Kakak Dibunuh
Atas siasat yang dipakai pelaku, sosok Evan pun sempat dicurigai warga hingga polisi sebagai pelaku pembunuhan.
Namun setelah Evan diperiksa selama satu minggu sampai dilakukan olah TKP empat kali, penyidik tak melihat ada kecocokan antara profil Evan dengan pembunuh keluarga Sahroni.
"Yang bersangkutan ini membuat alibi seakan-akan Evan ini tersangkanya. Ini yang menyeruak ke masyarakat. Sehingga Evan sempat kita amankan. Tapi berbagai scientific investigation, ulang-ulang kita olah TKP, tidak ada kecocokan dengan Evan (sebagai pelaku)," imbuh Kombes Pol Hendra Rochmawan.
Hingga akhirnya polisi menemukan dua sidik jari asing di TKP yang bukan punya keluarga korban.
Penyidik juga tersadar dari siasat pelaku saat mendengar pengakuan Evan bahwa ia sempat dikirimi pesan aneholeh nomor yang mengaku sebagai Budi.
"Setelah adanya transaksi (jual beli mobil), handphone tidak aktif lagi setelah ada transaksi itu. Terakhir itu ada SMS kepada Evan dengan penyampaian seperti ini 'kalau ada punya masalah, jangan bawa-bawa saya, itu mobilnya saya kembalikan'. Dan itu dikembalikan ke rumah Evan," kata Kombes Pol Hendra Rochmawan.
Baca juga: Cara Sadis Pelaku Habisi Bayi di Kasus Pembunuhan 1 Keluarga, Dibenamkan ke Air karena Menangis
Cerita Evan nyaris dituduh jadi pelaku pembunuhan
Sementara penyidik menceritakan akal-akalan pelaku, Evan yang nyaris dijadikan tersangka mengurai cerita.
Evan ternyata memang sempat ditipu oleh pelaku yang pura-pura jadi korban.
Pelaku yakni R rupanya mengambil HP Budi setelah membunuhnya.
R lalu berpura-pura jadi Budi dan menyuruh Evan untuk menjual mobil pickup milih Sahroni.
Budi, ayah kandung Evan menceritakan pengakuan anaknya kepada polisi.
Pada hari Sabtu (30/8/2025) Evan di-chat oleh nomor Budi.
"Evan ini disuruh menggadaikan mobil oleh Budi melalui chat WA. etiap ditelepon itu ngomongnya 'jangan telepon, di samping saya ada bapak saya'. Evan berusaha telepon Budi cuma enggak diangkat," kata Budi dalam vlog di kanal Youtube pengacara Toni.
Setelah membuat perintah, Budi pun menyuruh Evan untuk mengambil mobil pickup miliknya di depan rumah di tengah malam.
Tapi kata Budi, Evan akhirnya mengambil mobil anak Sahroni itu baru pada Sabtu (30/8/2025) siang.
"Setelah itu (Evan) disuruh ambilnya (mobil Budi) itu malam jam 12 malam 'Van, ambil aja mobilnya di depan rumah, kuncinya ada di dashbord sama STNK'. Jam 12 malam itu enggak diambil, diambilnya itu besok siangnya Sabtu siang dzuhur. Diambil mobil Budi, mobil pick up warna putih. Itu pun dia ambil izin sama saudaranya, enggak ada. Ada tetangganya, izin tetangganya 'mau ambil mobil pak Budi'. Evan sempat ngetok (rumah Sahroni) tapi enggak ada (sabtu siang)," imbuh Budi.

Usai membawa mobil anak Sahroni, Evan disuruh oleh Budi agar segera menjualnya.
Lewat chat-nya, Budi mengaku sedang ingin membangun usaha di Kuningan sehingga butuh uang cepat.
"Budi ngakunya posisinya itu (bilang) 'pan gadein mobil, saya lagi di Kuningan, saya lagi pengin usaha di sini. Nanti kalau sudah laku mobilnya tolong transfer aja ke saya'," ujar Budi.
Dua hari berselang, Evan berhasil menjual mobil pickup Budi.
Tanpa pikir panjang, Evan pun langsung mengirimkan uang hasil penjualan pickup ke rekening Budi.
Alangkah terkejutnya Evan, setelah mengirimkan uang Rp18 juta ke rekening Budi, tapi Budi langsung tidak bisa dihubungi.
"Mobil itu ditawari, belum laku, ditaruh mobil itu di rumahnya si saudara Jaka. Mobil itu jadi digadaikan, Sabtu enggak laku, Minggunya laku sama warga Margasana, (mobilnya laku) dia terima uang Rp18 juta. Itu buat yang nerima mobil, calonya Rp1 juta dibagi tiga, sisanya ditransfer ke Budi, ke rekening Dana atas nama Budi. Soalnya HP-nya Budi, WA Budi, pas ditelepon itu enggak mau ngangkat," kata Budi.
Hingga pada Senin (1/9/2025) Evan mendapatkan kabar bahwa keluarga Sahroni ditemukan meninggal dunia.
Evan tersentak lantaran ia masih berkomunikasi dengan nomor Budi.
Atas hal tersebut, Evan pun langsung dijemput pihak kepolisian guna diminta keterangan.
Evan sempat jadi terduga pelaku karena dianggap jadi sosok terakhir yang berkomunikasi dengan korban.
Ternyata Evan hanyalah korban yang hendak dijadikan kambing hitam oleh pelaku sesungguhnya.
Baca berita lain TribunnewsBogor.com di Google News
Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t
satu keluarga
Indramayu
pembunuhan
pelaku
Sahroni
Budi
Euis
Evan
Polda Jabar
Kombes Pol Hendra Rochmawan
Siasat Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga Agar Tak Ditangkap, Niat Berlayar Selama 8 Bulan |
![]() |
---|
Pengakuan Eksekutor Bayi yang Tewas 1 Keluarga, Korban Nangis Saksikan Ibu dan Kakak Dibunuh |
![]() |
---|
Cara Sadis Pelaku Habisi Bayi di Kasus Pembunuhan 1 Keluarga, Dibenamkan ke Air karena Menangis |
![]() |
---|
Firasat Mahfud MD Soal Kasus Judol Usai Budi Arie Setiadi Dicopot dari Menteri : Pintu yang Dibuka |
![]() |
---|
Hubungan Pelaku Pembunuhan 1 Keluarga dengan Korban, Mantan Rekan Kerja di Bank Hingga Bisnis Bareng |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.