Ternyata Ilham Kacab Bank BUMN Masih Hidup Saat Dibuang, Serka N Tega Lakukan Ini Bikin Korban Lemas

Ternyata Ilham Pradipta Kepala Cabang Bank BUMN masih hidup saat dibuang setelah diculik. 4 pelaku dan Serka N lakukan hal tega ke korban.

Penulis: khairunnisa | Editor: khairunnisa
Youtube channel Kompas tv dan Instagram Ilham Pradipta
PEMBUNUHAN KACAB BANK: Danpomdam Jaya Kolonel Corps Polisi Militer (Cpm) Donny Agus Priyanto menjelaskan peran oknum TNI di kasus pembunuhan Ilham Pradipta, Selasa (16/9/2025). Ternyata Ilham Pradipta Kepala Cabang Bank BUMN masih hidup saat dibuang setelah diculik. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Fakta baru terkait kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN Mohammad Ilham Pradipta kembali terkuak.

Ternyata Ilham Pradipta masih dalam kondisi hidup saat dibuang di kawasan persawahan wilayah Bekasi, Jawa Barat sebelum ditemukan meninggal dunia pada tanggal 21 Agustus 2025 lalu.

Fakta tersebut terkuak setelah para pelaku penculikan Ilham mengurai pengakuan mengejutkan.

Dalam konferensi pers yang digelar di Polda Metro Jaya, penyidik mengurai lima sosok yang melakukan penganiayaan terhadap Ilham Pradipta.

Dari lima orang tersebut, ada satu pelaku yang merupakan oknum TNI berinisial Serka N.

Sosok penganiaya pertama adalah JP yang juga merupakan otak penculikan terhadap Ilham Pradipta.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Pol Wira Satya Triputra menyebut bahwa JP punya peran penting dalam melukai tubuh korban.

"JP ini juga merupakan salah satu otak perencana tapi juga sekaligus eksekutor karena JP berada di dalam mobil Fortuner warna hitam, korban ketika dipindahkan setelah diculik, dipindahkan dari Avanza putih ke Fortuner," ujar Kombes Pol Wira Satya Triputra, dilansir TribunnewsBogor.com dari Kompas TV pada Selasa (16/9/2025).

Saat penculikan berlangsung, JP sempat menyiksa Ilham dengan cara menginjak kakinya.

Hal itu dilakukan karena korban terus menerus memberontak.

"Peran dari JP, menginjak kaki korban pada saat di dalam mobil Fortuner dan membuang korban bersama saudara N," pungkas Wira.

Lalu sosok penganiaya kedua adalah pelaku inisial E.

E merupakan ketua penculik yang bertugas menjemput paksa Ilham dari supermarket di kawasan Jakarta Timur.

Setelah memaksa Ilham masuk ke mobil Avanza, E menganiaya korban.

Selama perjalanan menuju ke tempat penjemputan, Ilham terus melawan para penculik.

"Inisial E berperan memasukkan secara paksa korban ke dalam Avanza putih, melakukan penganiayaan terhadap korban, mengikat tangan korban dengan tali rapia. Dan menerima uang Rp45 juta dari FH untuk operasional penculikan yang kemudian uang tersebut dibagikan ke empat rekan lainnya masing-masing Rp8 juta," kata Wira.

Berikutnya sosok penganiaya ketiga adalah pelaku inisial MU alias U.

MU berperan sebagai sopir yang juga sempat menganiaya korban.

"MU merupakan sopir yang mengendarai mobil Fortuner yang digunakan untuk membawa korban dari Kemayoran sampai lokasi pembuangan di daerah Bekasi," ucap Wira.

Penganiaya keempat yang ikut andil melukai tubuh korban adalah pelaku inisial DSD.

Sama seperti MU, DSD ini juga merupakan sopir mobil penculik yang juga sempat menyiksa Ilham.

"DSD ini merupakan driver juga yang bergantian dan MU. Pada saat di dalam mobil tersebut, terjadi penganiayaan, MU ini tidak kuat (membawa mobil karena oleng) jadi digantikan DSD," kata Wira.

Selanjutnya, sosok penganiaya keempat yang membuat korban lemas adalah oknum TNI yakni berinisial Serka N.

Diungkap Komandan Polisi Militer Kodam (Danpomdam) Jaya, Kolonel Corps Polisi Militer (Cpm) Donny Agus Priyanto, Serka N punya peran penting sehingga membuat Ilham tak berdaya sebelum akhirnya dibuang.

Baca juga: Jumlah Uang Milik Motivator untuk Culik Kepala Cabang Bank BUMN, Ternyata Hartono Ikut Jemput Ilham

Serka N pelaku yang menahan dada korban supaya tak melawan hingga diduga membuat Ilham susah bernapas.

"Serka N, JP, dan U. Pada saat di perjalanan, korban yang dalam kondisi terlakban melakukan pemberontakan dan berupaya melakukan perlawanan. Pada saat itu, Serka N ikut memegangi korban, menahan dada korban agar korban tidak berontak," ujar Donny.

Lebih lanjut, Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Abdul Rahim pun menjelaskan soal rincian penganiayaan yang dilakukan oleh penculik kepada Ilham.

Pelaku E adalah yang berperan penting membuat Ilham tak berdaya dan lemas.

Sebab tak cuma mengikat dan melakban tubuh korban, E juga yang menyiksa Ilham supaya diam.

"Pada saat di mobil Avanza terjadi pemukulan yang dilakukan oleh tim penculik. Pada saat dilakban, diikat, si korban ini melakukan perlawanan, tidak menurut, sehingga tim E yang melakukan penculikan melakukan pemukulan, sehingga (korban) lemas, bisa mengikat tangannya dan melakban matanya," kata Abdul Rahim.

"Setelah diserahkan di mobil Fortuner, korban juga dipukuli, karena memang korban ini memberontak terus tidak menurut. Sehingga korban ini terus dipukuli sehingga korban tidak berdaya lagi kemudian dibuang," sambungnya.

Berdasarkan penuturan para tersangka, korban yakni Ilham masih dalam kondisi hidup sebelum dibuang.

"Menurut pengakuan para tersangka, pada saat (korban) dibuang masih bergerak tapi lemas," pungkas Abdul Rahim.

Baca juga: Terkuak Peran Vital Oknum TNI Kopda FH di Kasus Pembunuhan Kacab Bank BUMN, Ramalan Pakar Terbukti

Motif penculikan dan pembunuhan

Sebelumnya diwartakan, penyidik Polda Metro Jaya mengungkap motif penculikan dan pembunuhan Kacab Bank BUMN Ilham Pradipta.

Bukan dendam masa lalu, penculikan yang berakhir pada tewasnya Ilham itu dilatarbelakangi niat jahat dua otak pembunuhan utama yakni C alias Ken dan DH.

Awalnya C alias Ken ingin memindahkan rekening Dormant ke rekening penampungan ke bank yang dikepalai Ilham Pradipta.

Namun karena permintaan tersebut tak dikabulkan Ilham, C alias Ken bersiasat keji untuk melakukan kekerasan kepada Ilham dengan bantuan DH.

C dan DH lantas bersekongkol merencanakan penculikan terhadap Ilham sejak pertengahan Agustus 2025.

"Motif dari para pelaku melakukan perbuatannya yaitu para pelaku ataupun para tersangka berencana untuk melakukan pemindahan uang dari rekening Dormant ke rekening penampungan yang telah dipersiapkan," ujar Kombes Pol Wira Satya Triputra.

"30 Juli 2025, C alias K bersama DH dan AAM melakukan pertemuan. Hal tersebut dikarenakan C alias K memiliki informasi mengenai rekening Dormant yang ada di rekening bank BRI. C menyampaikan karena upaya sebelumnya untuk mendekati kepala cabang tidak berhasil, maka pergeseran dana tersebut akan berhasil apabila dilakukan dengan dua opsi. Opsi pertama melakukan pemaksaan dengan kekerasan dan ancaman kekerasan setelah itu korban akan dilepaskan. Opsi kedua, melakukan pemaksaan dengan kekerasan dan atau ancaman kekerasan, apabila berhasil maka korban akan dihilangkan atau dibunuh," sambungnya.

Hingga akhirnya perencanaan yang telah dilakukan oleh C dan DH sejak Juni 2025 itu dilaksanakan pada 20 Agustus 2025.

Di tanggal 20 Agustus 2025 Ilham diculik oleh tim dari DH.

Lalu di tanggal 21 Agustus 2025, Ilham ditemukan tak bernyawa di semak-semak kawasan persawahan wilayah Bekasi, Jawa Barat.

Baca berita lain TribunnewsBogor.com di Google News  

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved