Kejanggalan Tewasnya Siswa SMPN 19 Tangsel Diduga Dibully Terkuak, Alibi Sekolah Beda dari Fakta

Terbongkar kejanggalan kasus tewasnya siswa SMPN 19 Tangsel berinisial MH diduga karena dibully. Alibi pihak sekolah beda jauh dari fakta.

Penulis: khairunnisa | Editor: khairunnisa
kolase youtube metro tv news dan tv one news
SISWA TEWAS DIBULLY: Tangkapan layar Novianti (kanan), ibunda korban menceritakan perundungan yang dialami sang putra hingga tewas. Terbongkar kejanggalan kasus tewasnya siswa SMPN 19 Tangsel berinisial MH diduga karena dibully. Alibi pihak sekolah beda jauh dari fakta. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Deret kejanggalan kematian siswa SMPN 19 Tangsel berinisial MH dibongkar kuasa hukum.

Ternyata pihak sekolah sempat mengurai alibi aneh sebelum MH tewas diduga karena dibully teman sekelas.

Alibi aneh itulah yang membuat keluarga korban curiga dengan dugaan perundungan yang dialami MH.

Seperti diketahui, MH sempat mengalami koma diduga karena dibully teman sekolahnya hingga mengalami luka parah di kepala.

Remaja 13 tahun lima hari tak sadarkan diri usai dilarikan ke rumah sakit sejak awal November 2025.

Sebelum koma, MH sempat mengurai cerita mengejutkan ke keluarganya.

Sembari menahan tangis, ibunda korban, Novianti mengungkap curhatan sang putra.

Awalnya Novianti heran melihat kondisi mata anaknya yang terluka usai pulang sekolah.

"Kenapa sih bang saya tanya, kenapa matanya kayak gitu kalau jalan kejedot mulu. (kata korban) 'enggak apa-apa ma'," kata Novianti.

Sempat menutup-nutupi, korban akhirnya bercerita soal perundungan yang ia dapatkan.

"Saya tanya lagi (kata korban) 'tapi mama jangan kaget, jangan nyesek. Aku dipukul sama teman aku. Kepalanya'. Kata dia dijedotin, kok ada di tengah ubun-ubun. Terus kata dia 'bukan dijedotin mah, dipukul bangku sekolah yang besi," ujar Novianti.

Atas cerita yang disampaikan korban sebelum meninggal dunia, sang pengacara, Alvian Adji Nugroho mengungkap kejanggalan kasus kliennya.

Ternyata pasca-perundungan dialami korban, pihak sekolah sempat tak mengakuinya.

foto istimewa, Wartakotalive/Ikwana Mutuah Mico
foto istimewa, Wartakotalive/Ikwana Mutuah Mico (Istimewa)

Kata pihak sekolah, MH hanya dijedotkan kepalanya ke kursi.

"Pengakuan daripada pihak keluarga korban itu, kepala (korban) itu dikeplak menggunakan kursi besi. Kejanggalannya itu terjadi saat keterangan daripada pihak sekolah yang mengatakan Hisyam itu hanya didorong kepalanya, dijedotkan kepada kursi besi," ungkap Alvian.

Tapi faktanya, bagian kepala korban yang benjol adalah di bagian atas alias ubun-ubun.

Fakta itu kata Alvian tidak sama dengan alibi pihak sekolah.


"Logikanya, kalau dia itu hanya dijedotkan ke kursi besi, otomatis hanya jidatnya saja yang benjol. Nyatanya di atas ubun-ubun ini yang benjol," imbuh Alvian.

Lagipula kata Alvian, korban sudah menceritakn perundungan yang ia terima sejak awal masuk sekolah.

"Dia (korban) menceritakan kepada kakaknya, (perundungan) mulai dari MPLS berlangsung," ujar Alvian.

Kondisi terakhir korban hingga kata polisi

Sebelumnya diwartakan, kakak kandung korban, Rara menceritakan kronologi sang adik meregang nyawa usai diduga dibully.

Untuk diketahui, MH pertama kali masuk rumah sakit pada 9 November 2025.

Selanjutnya di tanggal 11 November 2025, kondisi MH kian parah.

Sebelum kondisi MH memburuk, kata Rara, adiknya itu sempat bercerita panjang lebar soal kejadian perundungan yang ia dapatkan di sekolah.

Diceritakan korban, ia dibully sejak masuk SMPN 19 Tangsel.

Puncaknya adalah di tanggal 20 Oktober 2025 itu, korban dilempar menggunakan kursi besi.

"Sebelum masuk rumah sakit itu dia pernah bicara empat mata dengan saya, kurang lebihnya dari awal MPLS sampai puncaknya di tanggal 20, saat pemukulan memakai kursi besi," pungkas Rara.

Sebelum mengaku jadi korban perundungan, MH sempat menutupinya.

Hingga akhirnya Rara heran melihat perubahan fisik dari sang adik.

Baca juga: Perlakuan Teman Sekelas ke Siswa SMPN 19 Tangsel Sebelum Tewas, Ditusuk Sedotan hingga Dihantam Besi

Rara cemas melihat mata adiknya terluka dan jalannya kerap tak seimbang.

"Awalnya dari situ udah kelihatan, tapi dia enggak mau ngomong, jadi saya desak 'kenapa sih matanya kayak gitu, jalannya sempoyongan'. Akhirnya dia ngaku 'aku dipukul sama temanku'," imbuh Rara.

Hingga akhirnya di tanggal 21 Oktober 2025, MH lemas dan akhirnya jatuh sakit.

Setelah hari itulah keadaan MH kian memburuk.

Sampai pada Minggu (16/11/2025), MH menghembuskan napas terakhir setelah tak sadarkan diri berhari-hari.

Atas kasus miris yang menimpa MH, pihak kepolisian turut menyorotinya.

Kapolres Tangerang Selatan AKBP Victor Inkiriwang menyebut penyidik telah memulai penyelidikan guna membuat terang tewasnya MH.

Sebab diungkap kepolisian, ada dugaan unsur pidana di balik kematian MH.

"Kami dari kepolisian berinisiatif untuk memulai proses penyelidikan terhadap adanya dugaan tindak pidana terkait peristiwa ini," kata AKBP Victor Inkiriwang.

Hingga kini polisi sudah memeriksa enam orang saksi.

"Hari ini kita sudah dapat kepastian bahwa nanti sudah dijadwalkan dari pihak keluarga korban akan memberikan keterangan kepada penyelidik yang sementara menangani kasus ini," pungkas AKBP Victor Inkiriwang.

Baca berita lain TribunnewsBogor.com di Google News 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved