Kuliner Bogor
Eksis Sejak 1980-an, Ini Rahasia Doclang Pak Odik di Bogor yang Bikin Pelanggan Balik Lagi
Kuliner legendaris yang berlokasi di Jalan Pasir Kuda Nomor 23, Bogor Barat, Kota Bogor ini menyajikan doclang dengan resep turun-temurun.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR BARAT – Kuliner legendaris Bogor Doclang Pak Odik masih setia ada di hati pelanggannya sejak tahun 1980-an.
Bukan cuma karena rasanya yang enak, tapi juga karena keuletan mereka menjaga cita rasa lawas yang bikin pelanggan terus balik lagi.
Kuliner legendaris yang berlokasi di Jalan Pasir Kuda Nomor 23, Bogor Barat, Kota Bogor ini menyajikan doclang dengan resep turun-temurun yang tetap setia pada cara masak tradisional.
Dari tampilannya memang sederhana, tapi siapa sangka? Rasanya justru jadi salah satu yang paling dicari buat sarapan khas Bogor.
Doclang merupakan kuliner khas Bogor yang mirip dengan lontong sayur tapi punya versi lokalnya sendiri.
Satu piringnya berisi lontong, tahu goreng setengah matang, kentang rebus, dan telur rebus, lalu diguyur sambal kacang.
Setelah itu, disiram kecap, ditaburi bawang goreng, dan ditambah kerupuk agar makin lengkap.
Rahasia Doclang Pak Odik masih eksis hingga sekarang, ternyata ada pada cara memasak bumbunya.
Alih-alih mengikuti perkembangan teknologi, Doclang Pak Odik masih setia mengolah bumbu dengan cara tradisional.
“Lontongnya direbus 12 jam, kacangnya disangrai tanpa minyak, terus ditumbuk manual, baru diolah jadi bumbu. Nggak pakai blender, biar rasa dan teksturnya tetap alami kayak dulu,” ungkap Ismail, penerus usaha Doclang Pak Odik yang kini sudah memasuki generasi kedua.
Prosesnya yang masih tradisional membuat rasa doclang ini berbeda dari yang lain.
Tekstur bumbu kacangnya kental tapi lembut, aromanya khas sangrai kacang tanpa minyak yang harum, dan rasa gurihnya nempel di lidah.
Bumbunya dibuat dari kacang tanah pilihan yang disangrai, ditumbuk halus, dan diolah tanpa bahan pengental.
“Dari dulu nggak pernah diubah. Paling cuma menyesuaikan porsi aja. Tapi resep, bahan, dan cara masaknya masih sama,” jelas Ismail.
Lontongnya pun padat tapi lembut, karena dimasak lama memakai bungkus daun patat, sesuatu yang jarang ditemukan dari kebanyakan penjual doclang saat ini.
Baca juga: Bukan Sate Biasa, Kuliner Sate Sumsum Pak Oo Tawarkan Sensasi Lumer yang Unik di Bogor
Menurut Ismail, kunci bertahannya usaha ini karena keluarga selalu menjaga rasa dan tradisi yang ditinggalkan mendiang Odik selaku pendiri.
Tak heran jika pelanggan rela balik lagi, bahkan tetap setia menikmati Doclang Pak Odik dari masa ke masa.
Salah satunya Mustofa, warga Ciomas, Bogor yang mengaku sudah berlangganan doclang ini sejak masih muda.
“Saya udah makan di sini dari dulu, waktu masih Pak Odik yang jualan. Sekarang udah generasi keduanya, tapi rasanya nggak berubah,” ujarnya.
Menurutnya, hal yang bikin doclang ini beda ada di lontong dan bumbu kacangnya.
“Lontongnya halus banget, padat tapi lembut, masih pakai daun alami. Bumbu kacangnya juga masih ditumbuk, bukan diblender, jadi teksturnya berasa banget kacangnya, rasanya gurih, dan aromanya juga harum. Itu yang saya suka,” tambahnya.
Ia juga mengatakan bahwa Doclang Pak Odik ini layak direkomendasikan ke siapa pun yang datang ke Bogor.
“Kalau lagi ke Bogor, wajib banget nyobain Doclang Pak Odik ini. Rasanya khas, harganya juga ramah di kantong. Cara penyajiannya juga sederhana, tapi justru itu yang bikin khas,” tambahnya.
Soal harga, jangan khawatir. Satu porsi doclang hanya Rp10.000, sedangkan kalau ditambah telur cukup Rp15.000 saja.
Dengan harga segitu, kamu sudah dapet sepiring sarapan bergizi yang bikin kenyang tapi nggak bikin kantong bolong.
Bagi pembeli yang makan di tempat, akan disajikan teh tawar hangat secara gratis.
Pas banget untuk menemani sarapan pagi di Bogor yang udaranya sejuk. Kalau habis, cukup bilang saja, nanti langsung diisi ulang.
Warung ini buka setiap hari dari pukul 07.00 sampai 14.00 WIB, jadi buat kamu yang bangun siang masih sempat cobain sebelum tutup.
(Revani Meiliana/Politeknik Negeri Jakarta)
| Murah Banget! Nasi Uduk Kaum 58 di Bogor Harganya Cuma Rp3 Ribuan, Ternyata Warisan dari Tahun 1890 |
|
|---|
| Masih Eksis Sejak Tahun 1974, Kanung Bogor Tawarkan Roti Konde Legendaris yang Bikin Nostalgia |
|
|---|
| Martabak Kiki: Legenda Bogor Sejak 1981, Rasa Klasiknya Bikin Presiden Sejak Era Gus Dur Jatuh Cinta |
|
|---|
| Dari 1985 Masih Eksis! Cobain Cakue Favorit di Bogor, Cita Rasa Lawas Bikin Pembeli Balik Lagi |
|
|---|
| Bukan Sate Biasa, Kuliner Sate Sumsum Pak Oo Tawarkan Sensasi Lumer yang Unik di Bogor |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bogor/foto/bank/originals/seporsi-doclang-pak-odik-di-bogor.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.