Turis Mabuk Pulang Dugem Jadi Target Jambret Di Kuta
Saking mabuknya, bahkan beberapa turis ada yang pingsan dan tidur di jalanan, kemudian ditolong oleh rekannya.
Desa Adat Kuta menugaskan tim jagabaya yang terdiri dari 17 orang setiap harinya untuk memonitoring dan menjamin keamanan wilayahnya pada jam pulang para turis di kawasan Legian, Kuta.
Mereka bekerja mulai pukul 23.00 wita, sampai pukul 4.00 wita.
"Kami hanya bisa sampai jam 4 pagi saja. Selebihnya kami tidak tahu kondisi di lapangan. Sebenarnya diskotek itu harus tutup jam 3 pagi, tapi ada juga yang langgar, buka sampai jam 4 pagi," kata Sudiarsa.
Tingginya potensi tindakan kriminal di kawasan Legian, Kuta, membuat jajaran kepolisian, dan kelurahan harus rutin menggelar rapat-rapat untuk penyamaan persepsi dalam pencegahan dan atensi apabila ada kejadian.
Kelurahan Kuta bersama dengan jajaran kepolisian dan instansi terkait akan menambah personel apabila kasus kembali bertambah.
"Selama ini kami sudah rutin melaksanakan pertemuan dengan pihak kepolisian. Pada prinsipnya kami mengikuti pola dari kepolisian. Kalau di kelurahan, Linmas kami personelnya cuma enam orang. Tidak bisa awasi semua titik, makanya harus bekerjasama dengan seluruh instansi," kata Lurah Kuta, Wayan Daryana, seraya mengaku pihaknya sudah rutin melakukan patroli, baik di pagi, sore, dan malam hari.
"Selebihnya kami ikuti pola dari kepolisian. Kalau kondisinya gawat, tentu tim kami akan kami perbanyak," kata Daryana. (*)
Sumber artikel Turis Mabuk Jadi Target Jambret Di Kuta, Kawasan Ini Terkenal Disebut ‘Jalur Gaza’
