Sosok Rani yang Meninggal Karena Tifus Usai Sidang, Anak Buruh Bangunan dan Suka Mengajar Ngaji

Rani Muharami, Mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry ini meninggal setelah beberapa hari menjalani sidang.

Penulis: yudhi Maulana | Editor: Ardhi Sanjaya
Humas UIN Ar-Raniry Banda Aceh
Meninggal Dunia 13 Hari Setelah Sidang, Sang Ayah Wakili Wisuda Putrinya di UIN Ar-Raniry Banda Aceh 

Bahkan dirinya sempat koma dan dirawat di ICU Rumah Sakit Meuraxa, Kabupaten Aceh Besar.

"Sebenarnya demamnya udah sebulan gitu, naik turun udah berobat kemana-mana. Cuma mulai drop lebih kurang 4 hari, dan koma di ICU Meuraxa sampai dia meninggal sebelum Subuh jam 04.15. Allah lebih sayang Rina," kata Nisaul.

2. Dikenal Sederhana dan Jago Bahasa Jepang

Di mata sahabatnya, Rina Muharami dikenal sebagai sosok yang sederhana dan menginspirasi.

ia juga dikenal sebagai orang yang tekun.

"Orangnya super simple dan perhatian luar biasa sama sahabat-sahabatnya. Kalau sama saya, dia selalu ketawa walaupun lagi sakit. Kemarin pas sidang bawaannya ketawa-ketawa aja karna saya buat lucu gitu. Pokoknya dia inspirasi untuk saya pribadi, karena dia, kenapa saya bisa niat kejar skripsi. Dia motivator bagi saya," lanjut Nisa.

Rina dikenal sebagai mahasiswa yang cerdas.

BUKHARI (kiri), ayah almarhumah Rina Muharrami saat menerima ijazah anaknya dari Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Warul Walidin, pada wisuda lulusan universitas itu di Auditorium Prof Ali Hasjmy, Darussalam, Banda Aceh, Rabu (27/2).
BUKHARI (kiri), ayah almarhumah Rina Muharrami saat menerima ijazah anaknya dari Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Warul Walidin, pada wisuda lulusan universitas itu di Auditorium Prof Ali Hasjmy, Darussalam, Banda Aceh, Rabu (27/2). (FOTO HUMAS UIN AR-RANIRY)

Ia juga mampu menguasai bahasa Jepang dengan baik, dan termasuk mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi.

Ia lulus dengan predikat istimewa dengan indeks prestasi kumulatif 3.51.

3. Jadi Guru Ngaji

Di lain waktu keseharian almarhumah juga merupakan guru ngaji.

"Anaknya aktif, baik, pintar. Bahasa Jepang-nya juga bagus," kata Muzakir Ketua Prodi Pendidikan Kimia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan seperti dikutip Serambi dari laman situs uin.ar-raniry.ac.id.

Menurut Muzakir sebelum meninggal, almarhumah Rina sudah menyelesaikan seluruh syarat untuk wisuda pada semester ini.

"Seluruhnya sudah diselesaikan, namun sebelum yudisium, Rina sudah duluan dipanggil oleh Allah, sehingga ia tidak sempat mengikuti proses yudisium," ujarnya.

Lalu muncullah niat dari pihak Prodi yang berinisiatif mengundang ayah kandung Rina untuk tetap hadir pada saat hari wisuda.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved