Sosok Rani yang Meninggal Karena Tifus Usai Sidang, Anak Buruh Bangunan dan Suka Mengajar Ngaji

Rani Muharami, Mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry ini meninggal setelah beberapa hari menjalani sidang.

Penulis: yudhi Maulana | Editor: Ardhi Sanjaya
Humas UIN Ar-Raniry Banda Aceh
Meninggal Dunia 13 Hari Setelah Sidang, Sang Ayah Wakili Wisuda Putrinya di UIN Ar-Raniry Banda Aceh 

"Kami menyematkan bentuk penghargaan untuk perjuangan ayahnya terhadap Rina, dan juga terhadap perjuangan Rina sendiri, dan tepat hari ini (Rabu), ayah kandungnya langsung yang hadir untuk mengambil ijazah tersebut," tutur Muzakir.

Rektor UIN Ar Raniry, Prof Dr Warul Walidin MA bersama petinggi kampus datang ke rumah almarhumah Rina Muharami yang diterima orang tuanya Bukhari dan Nurbayani di Gampong Cot Rumpun, Blangbintang, Aceh Besar, Kamis (28/2/2019) sore
Rektor UIN Ar Raniry, Prof Dr Warul Walidin MA bersama petinggi kampus datang ke rumah almarhumah Rina Muharami yang diterima orang tuanya Bukhari dan Nurbayani di Gampong Cot Rumpun, Blangbintang, Aceh Besar, Kamis (28/2/2019) sore (SERAMBINEWS.COM/MUHAMMAD NASIR)

4. Anak Buruh Bangunan

Diketahui, Bukhari merupakan seorang buruh bangunan, sementara sang ibu, Nurbayani merupakan seorang buruh tani.

Tentu perjuangan Rina dalam menempuh pendidikan dalam serba keterbatasan.

Di saat tidak kuliah Rina sering membantu ibunya pergi ke sawah.

Menurut Nurbayani, untuk memenuhi kebutuhan kuliahnya Rina sering berupaya sendiri.

Misalnya, untuk membeli laptop, maka Rina langsung mengusahakan sepetak sawah milik orang tuanya, yang hasilnya untuk membeli laptop.

“Memang saya sangat usahakan untuk kuliah Rina, kadang saya mengupah di sawah orang, hasilnya saya kasih buat uang minyak dia. Tapi mungkin sudah di sini ajalnya. Memang dalam hidup kita ini ada kesenangan dan ada kesedihan,” ujar ibunya sambil terus membasuh air mata dan memeluk erat toga pemberian kampus.

Gus Mus dan Gus Muwafiq Sindir Doa Neno Warisman di Munajat 212: Akting Boleh Tapi Jangan Berlebihan

Keluarga Uno Dukung Jokowi-Maruf Amin, TKN Anggap sebagai Pertanda Buruk bagi Sandiaga

5. Ingin Kuliah di Jepang

bukhari bercerita, jika anaknya pernah bercita-cita berkuliah di Jepang, karena ia memang bisa berbahasa Jepang.

Namun Bukhari tidak mengizinkannya, karena ia khawatir anak gadisnya jauh dari keluarga.

Namun setelah selesai pendidikan sarjana, kepada ayahnya, Rina pernah mengungkapkan keinginannya melanjutkan S2 sambil bekerja sebagai guru Bahasa Jepang.

Karena cita-citanya kelak ingin menjadi dosen.

Namun pada kesempatan lain, kepada sang ibu Rina juga pernah mengungkapkan jika selesai di kampus ia ingin mengaji di pesantren.

Dalam sebuah perjuangan memang tidak pernah ada yang sia-sia.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved