Sosok Rani yang Meninggal Karena Tifus Usai Sidang, Anak Buruh Bangunan dan Suka Mengajar Ngaji
Rani Muharami, Mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry ini meninggal setelah beberapa hari menjalani sidang.
Penulis: yudhi Maulana | Editor: Ardhi Sanjaya
"Kami menyematkan bentuk penghargaan untuk perjuangan ayahnya terhadap Rina, dan juga terhadap perjuangan Rina sendiri, dan tepat hari ini (Rabu), ayah kandungnya langsung yang hadir untuk mengambil ijazah tersebut," tutur Muzakir.

4. Anak Buruh Bangunan
Diketahui, Bukhari merupakan seorang buruh bangunan, sementara sang ibu, Nurbayani merupakan seorang buruh tani.
Tentu perjuangan Rina dalam menempuh pendidikan dalam serba keterbatasan.
Di saat tidak kuliah Rina sering membantu ibunya pergi ke sawah.
Menurut Nurbayani, untuk memenuhi kebutuhan kuliahnya Rina sering berupaya sendiri.
Misalnya, untuk membeli laptop, maka Rina langsung mengusahakan sepetak sawah milik orang tuanya, yang hasilnya untuk membeli laptop.
“Memang saya sangat usahakan untuk kuliah Rina, kadang saya mengupah di sawah orang, hasilnya saya kasih buat uang minyak dia. Tapi mungkin sudah di sini ajalnya. Memang dalam hidup kita ini ada kesenangan dan ada kesedihan,” ujar ibunya sambil terus membasuh air mata dan memeluk erat toga pemberian kampus.
• Gus Mus dan Gus Muwafiq Sindir Doa Neno Warisman di Munajat 212: Akting Boleh Tapi Jangan Berlebihan
• Keluarga Uno Dukung Jokowi-Maruf Amin, TKN Anggap sebagai Pertanda Buruk bagi Sandiaga
5. Ingin Kuliah di Jepang
bukhari bercerita, jika anaknya pernah bercita-cita berkuliah di Jepang, karena ia memang bisa berbahasa Jepang.
Namun Bukhari tidak mengizinkannya, karena ia khawatir anak gadisnya jauh dari keluarga.
Namun setelah selesai pendidikan sarjana, kepada ayahnya, Rina pernah mengungkapkan keinginannya melanjutkan S2 sambil bekerja sebagai guru Bahasa Jepang.
Karena cita-citanya kelak ingin menjadi dosen.
Namun pada kesempatan lain, kepada sang ibu Rina juga pernah mengungkapkan jika selesai di kampus ia ingin mengaji di pesantren.
Dalam sebuah perjuangan memang tidak pernah ada yang sia-sia.