Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Uji Coba Kanalisasi 2-1 Jalur Puncak - Muncul Kekhawatiran Pedagang hingga Tentang Titik Rawan Macet

Uji coba Sistem Kanalisasi 2-1 dari Simpang Gadog sampai Taman Safari Indonesia (TSI) sejauh 11 kilometer akan dilakukan pada Minggu (27/10/2019).

Penulis: Lingga Arvian Nugroho | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
TribunnewsBogor.com/Lingga Arvian Nugroho
Antrean kendaraan mengular Kemacetan di Cipayung, Jumat (25/10/2019). 

Warga Diberikan Akses Khusus Untuk Melintas

Kepala BPTJ Bambang Prihartono mengatakan bahwa tujuan utama kanalisasi adalah untuk aksesbilitas warga.

Karena menurutnya penerapan sistem ini bukan sebagai jaminan untuk mengurai kemacetan melainkan untuk memberikan akses jalan kepada warga yang serinhkali terhambat saat penerapam sistem one way.

"Iya yang perlu diinformasikan bahwa ini bukan jaminan untuk mengurai kemacetan tapi untuk memberikan akses kepada warga," katanya.

Meski diterapkan lajur 2-1 dengan pemasangan traficon, warga masih tetap bisa melintas melintang menuju lajur yang dituju.

"Iya kalau warga bisa itu, bisa melintang misalkan keluar gang atau persimpangan warga mau ke arah atas atau bawah bisa, fleksibel saja karena kan traficonnya juga jarang-jarang," katanya.

Hal yang sama juga dikatakan oleh Kepala Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappedalitbang) Kabupaten Bogor Irma Lestian yang akan menempatkan sejumlah petugas kecamatan di setiap persimpangan pemukiman warga.

Sehingga nantinya warga yang ingin melintas dengan cara melintang ke lajur yang dituju bisa dipandu oleh petugas.

"Iya maka itu kita tempatkan di tiap-tiap simpang itu ada petugasnya ya, jadi nanti warga tetap bisa melintang," katanya.

Di sisi lain sistem kanalisas lajuri 2-1 di jalur Puncak, Kabupaten Bogor mendapat respon dari pedagang asongan.

Enjam seorang pedagang asokan di sekitar gadog menyambut baik adanya sistem kanalisasi lajur 2-1 di jalur Puncak.

"Iya kalau saya kan cuma dagang, ya setuju setuju saja," katanya.

Meski demikian dirinya khawatir disaat jalur tersebut diberlakukan lajur 2-1 maka penjualannya akan berkurang.

Kondisi itu dikarenakan saat diterapkan sistem one way pengendara yang menunggu antrean ataupun menunggu jalur dibuka sering kali membeli dagangan kepada tukang asongan.

"Kalau jualan kan harapannya selalu laku, biasanya kalau pas one way itu lagi macet banyak yang jajan sambil nunggu antrean, kalau 2-1 belum tau nanti laku apa enggak," ujarnya.

Sementara itu Danu (33) warga Megamendung berharap dengan kanalisasi 2-1 ini warga memiliki akses untuk beraktfitas.

"Kalau warga mendukung aja asal untuk kebaikan bersama tapi jangan sampai nanti malah kita sulit melintas, ya harapannya semoga jangka panjang ada solusi lain, selain aktifitas warga tidak terganggu juga bebas macet," ujarnya.

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved