Angkie Staf Khusus Presiden
Jadi Staf Khusus Presiden, Angkie Yudistia Lulusan SMAN 2 Kota Bogor Dapat Gaji Rp 51 Juta Per Bulan
Gadis penyandang disabilitas lulusan SMAN 2 Kota Bogor ini kini dapat gaji Rp 51 juta setelah ditunjuk jadi staf khusus Presiden.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri
Disanalah ia kemudian tergerak untuk meningkatkan perhatiannya pada isu toleransi dan keberagaman.
Ayu pernah mengikuti pertukaran pelajaran di Singapore Management University pada 2004.
Ia juga menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga tahun 2000-2005 dan lulus dengan status cumlaude.
Ia selanjutnnya melanjutkan pendidikan di Duke University dan mendapatkan gelar Master of Business Administration (MBA).
4. Angkie Yudistia

Angkie merupakan satu-satunya staf presiden yang menyandang disabilitias.
Wanita berusia 32 tahun ini kehilangan pendengarannya sejak usia 10 tahun.
Ia merupakan lulusan SMAN 2 Bogor. Selanjutnya ia melanjutkan kuliahnya di London School of Publik Relations Jakarta.
Serta mendapatkan gelar Master di bidang Ilmu Komunikasi di perguruan tinggi yang sama.
Meski demikian, ia merupakan sosok yang berprestasi. Tahun 2008 ia pernah didapuk sebagai salah satu finalis Abang None Jakarta.
Masih di tahun yang sama ia didapuk sebagai “The Most Fearless Female Cosmopolitan 2007”.
Bersama teman-temannya ia mendirikan Thisable Enterprise untuk membantu memberdayakan mereka yang memiliki keterbatasan.
Dan bekerja sama dengan GoJek mempekerjakan orang disabilitas di Go-Auto dan Go-Glam.
5. Gracia Billy Yosaphat Membrasar

Billy merupakan satu-satunya milenial dari tanah Papua yang didapuk sebagai salah satu staf khusus presiden Jokowi.
Billy merupakan anak dari seorang ayah yang berprofesi sebagai guru dan ibunya seorang penjual kue.
Billy menempuh pendidikan SMA di Jayapura dari Pemerintah Provinsi Papua.
Ia selanjutnya mendapatkan beasiswa afirmasi dari pemerintah dan diterima di Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB.
Ia juga pernah menempuh pendidikan di University of London, dan merupakan lulusan ANU (Australian National University).
Ia kini juga tengah menempuh pendidikan di University of Oxford. Billy pernah bekerja di perusahaan minyak dan gas asal Inggris.
Namun kemudian ia lebih memilih untuk mengurus "Kitong Bisa" yayasan yang fokus mengurusi pendidikan anak-anak Papua.
6. Andi Taufan Garuda Putra

Sosok Andi Putra diperkenalkan Joko Widodo sebagai sosok pemuda berusia 32 tahun yang banyak meraih penghargaan atas inovasinya, termasuk atas kepeduliannya terhadap sektor UMKM.
Andi merupakan founder sekaligus CEO Amartha Mikro Fintek, startup yang bergerak di bidang keuangan mikro.
Andi pernah menempuh pendidikan S1 di Manajemen Bisnis Administrasi Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 2004-2007.
Selain itu ia pernah mengikuti Summer Academy di Frankfurt School of Finance and Management pada 2013.
Ia juga mengambil pendidikan master di bidang administrasi publik di Harvard Kennedy Scool pada 2015-2016.
Andi pernah tercatat pula menjadi konsultan bisnis di IBM Indonesia pada Januari 2008-Juli 2009.
7. Aminudin Ma’ruf

Aminudin merupakan mantan Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) periode 2014-2016.
Ia juga sempat menjabat sebagai sekretaris jenderal solidaritas ulama muda Jokowi (Samawi).
Ia menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Negeri Jakarta, kemudian melanjutkan S 2 di Universitas Trisakti.(*)