Teror Virus Corona
Kisah Nenek Penjual Kopi di Jakarta - Hidup Sebatang Kara, Jualan Sepi Sejak Virus Corona Melanda
Pendemi virus corona atau Covid-19 yang belakangan melanda tanah air cukup membuat perekonomian warga lumpuh.
Penulis: Damanhuri | Editor: Vivi Febrianti
Nenek Rubiem menceritakan, pendapatannya menurun drastis sejak mewabahnya virus corona di ibu kota.
• Cerita Jurnalis Cemas Ikut Rapid Test Covid-19, Ternyata Hasilnya Tak Seperti yang Dibayangkan
Awalnya Nenek Rubiem bisa menjual hingga 3 renceng kopi dalam sehari sebelum mewabah virus corona.
Namun, sejak virus corona penyebarannya semakin meluas, Rubeim hanya bisa menjual satu renceng kopi dengan pendapatan Rp 20 sampai 50 ribu sehari.
"Ibu dagang kaki lima di mana?" tanya Karni Ilyas.
"Dagang kopi di depan LP Cipinang pak, dagang di jalanan," jawab Rubiem terbata.
Kini Rubiem hanya bisa menghabiskan 1 renceng kopi yang ia jual seharga Rp 2 ribu/per gelas.
"Rp 2 ribu, dulu kalau rame dua renceng tiga renceng habis, tapi sekarang sepi," ujar nenek Rubiem mengutip Youtube Indonesia Lawyers Club dengan judul Nenek Penjual Kopi: Dulu Rame Sekarang Sepi, Saya Mau Pulang Kampung Saja | ILC tvOne.
Sebelum virus corona melanda, nenek Rubiem bisa membawa pulang uang Rp 100 ribu/per hari dari hasil jualannya.
Namun, semakin hari pendapatnnya semakin menurun sejak virus corona melanda.
Bahkan ia mengaku dagangannya sepi pembeli karena masyarakat melakukan social distancing.
Beberapa hari terakhir, Rubiem mengaku hanya mendapat Rp 20 ribu - Rp 50 ribu dari berdagang kopi gerobak yang setiap hari didorongnya.
"Sekarang sepi pak, sepi," kata Rubiem didepan Karni Ilyas dan tamu undangan di acara ILC.
Bahkan, ia pun kebingungan untuk membayar kontrakannya sebesar Rp 400 ribu perbulan.
Sebab, pendapatnnya semakin menurun setiap harinya.
• Kronologi 3 Kepala Daerah di Jabar Positif Covid-19, Bima Arya Hingga Bupati Karawang Kini Diisolasi

Untuk ongkos pulang kampung pun nenek Rubiem masih kebingungann.
"Ibu satu kamar sendiri?" tanya Karni Ilyas.