Rektorat Panggil BEM UI Soal Kritik Jokowi, Rocky Gerung : Beraninya Sama Mahasiswa
Rocky Gerung bahkan mengkritik rektorat UI yang memanggil BEM UI untuk mengklarifikasi kritik Jokowi The King of Lip Service.
Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Rocky Gerung membela aksi BEM UI yang menyampaikan kritik terhadap Presiden Jokowi.
Rocky Gerung bahkan mengkritik rektorat UI yang memanggil BEM UI untuk mengklarifikasi kritik Jokowi The King of Lip Service.
Menurut Rocky, pihak Universitas Indonesia terlalu memaksakan diri memanggil BEM UI yang mengkritik kekuasaan.
"Yang merasa darurat pimpinan Universitas Indonesia, mereka negatif covid tapi positif cupid,
karena memaksakan diri untuk memanggil anak muda yang sedang berpikir memberi kritik pada kekuasaan," kata Rocky Gerung dikutip TribunnewsBogor.com dari akun Youtubenya.
Menurut Rocky Gerung, BEM UI berdiri di belakang sejumlah tokoh lain yang kritis.
"Mahasiswa ini ada di belakang Emil Salim, siapa lagi tokoh UI yang kritis, ada di belakang Faisal Basri,
mereka sebenarnya satu napas, kenapa gak panggil Faisal Basri, Emil Salim sekalian, kan sama kan, yang beberapa kali kali mengkritik Presiden,
tapi beraninya pada mahasiswa kalau mahasiswa kritik dipanggil diancam, coba panggil pak Emil Salim atau Faisal Basri apa berani tuh rektor, ini terlihat kepengecutan dari UI," kata Rocky Gerung.
Rocky Gerung berujar mahasiswa rentan mendapat ancaman sehingga akan berimbas pada ketajaman kritiknya.
"Karena mahasiswa rentan diancam, dianiaya nanti keluar ijazah segala macam.
tapi skeali lagi saya pikir gak berguna karena mahasiswa udah nyampe dalam satu titik untuk mengevaluasi Presiden," kata Rocky Gerung.
Melansir Kompas.com, Kepala Biro Humas dan Keterbukaan Informasi (KIP) UI, Amelita Lusia mengatakan Pihak kampus menilai, postingan BEM UI tersebut kurang tepat.
Amelita menyebut postingan tersebut telah melanggar beberapa peraturan yang ada.
"Hal yang disampaikan BEM UI dalam postingan meme bergambar Presiden Republik Indonesia yang merupakan simbol negara, mengenakan mahkota dan diberi teks Jokowi: The King of Lip Service, bukanlah cara menyampaikan pendapat yang sesuai aturan yang tepat, karena melanggar beberapa peraturan yang ada," ujar Amelita.