Curhat Pilu Camat Sebelum Menyusul Istri Wafat, Depresi Tinggal Sendiri, Pamit Tidur Selama-lamanya
Berdasarkan keterangan dari pihak keluarga, korban diduga depresi sejak istrinya meninggal pada 20 Mei 2021.
Penulis: Uyun | Editor: khairunnisa
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - DRM (45), seorang camat Kota Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur ( NTT), nekat menyusul istrinya yang sudah lebih dulu meninggal dunia.
Namun cara yang dilakukan camat itu tergolong ekstrem, yakni bunuh diri.
DRM (45) ditemukan dalam posisi tergantung dengan seutas tali di kamar milik orangtuanya di Kampung Haumara, Kelurahan Mauliru, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur, Selasa (20/7/2021).
Mayat korban yang gantung diri itu pertama kali ditemukan oleh kerabat korban.

Kerabat korban yang melihat pun langsung syok dan melarikannya ke rumah sakit.
Sayangnya, petugas medis mengatakan bahwa korban sudah meninggal dunia.
Baca juga: Dulu Percaya Hoaks soal Vaksin, Kini Pasien Covid-19 Ungkap Penyesalan Pasca Sekarat Terpapar Corona
Depresi Ditinggal istri wafat
Mengutip TribunnewsBogor.com dari Kompas.com, berdasarkan keterangan dari pihak keluarga, korban diduga depresi sejak istrinya meninggal pada 20 Mei 2021.
Istri korban diketahui meninggal dunia karena Covid-19.
FOLLOW:
Sejak saat itu, korban mengalami susah tidur, sering menyendiri dan jarang berkomunikasi dengan keluarga.
Korban pun diketahui tinggal sendirian di rumahnya setelah sang istri wafat.
"Dimungkinkan korban mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri dikarenakan depresi semenjak meninggalnya istri korban karena Covid-19," kata Kapolres Sumba Timur, AKBP Handrio Wicaksono.
Baca juga: Cerita Yadi Batal Beli Hewan Kurban, Pasrah Uang Tabungan Rusak Dimakan Rayap : Mungkin Tahun Depan
Curhat pilu korban lewat surat terakhir
Dari keterangan pihak keluarga melalui Bhabinkamtibmas Kelurahan Mauliru, ditemukan sebuah surat di saku baju korban.
Surat tersebut ternyata ditujukan untuk Kapolres Sumba Timur.
"Jadi setelah melakukan pengecekan pada saku baju milik korban ditemukan sebuah amplop yang berisikan surat yang ditujukan kepada Kapolres Sumba Timur," ujar pihak keluarga.

Dalam surat terakhirnya, sang camat curhat pilu kalau dirinya tidak ingin diautopsi jika nanti meninggal dunia.
Menurut korban, meninggal dunia menyusul istri tercinta sudah merupakan keinginannya.
"Isinya meminta kepada pihak kepolisian agar jenazah korban jangan diautopsi karena apa yang dilakukan oleh korban atas keinginan sendiri," papar Handrio.
Baca juga: Memilukan, Ibu Peluk Jasad Anaknya 3 Hari, Warga Curiga Cium Bau Tak Sedap dari Dalam Rumah
Lanjut Handrio, dapat dipastikan bahwa korban telah berencana mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
"Terkait pernyataan penolakan autopsi oleh pihak keluarga menyusul.
Dikarenakan dari pihak keluarga masih menunggu persetujuan dari saudara kandung korban dan tetap dilakukan pemantauan oleh Bhabinkamtibmas Kelurahan Mauliru," jelasnya.

Setelah diselidiki, polisi pun memastikan kalau korban murni bunuh diri.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan medis pada tubuh korban, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan," ucapnya.
Baca juga: Corat-coret Fortunernya Setelah Terjaring Razia PPKM Darurat, Pengusaha Kuliner Minta Maaf
Kronologi kejadian
Diberitakan dari Pos-Kupang.com, Kapolres Sumba Timur, AKBP Handrio Wicaksono mengatakan, kejadian itu berawal sekira pukul 11.20 Wita.
Saat itu, korban meminta saksi Klemens dan Lukas agat menutup semua pintu dan jendela rumah dengan alasan hendak tidur.
Korban pun menyuruh kedua saksi pergi bermain di bengkel yang tak jauh dari rumah tersebut.
"Kemudian datang bapak kecil bernama Kornelis dari kebun dengan tujuan ke rumah tetapi saksi Lukas memberitahukan kepada saudara Kornelis, bahwa kalau buka pintu pelan-pelan karena bapak (korban) ada tidur," kata Handrio.

Namun, kata Handrio, setelah Kornelis membuka pintu dan masuk ke rumah, dirinya tidak melihat korban di tempat tidur.
Kornelis hanya melihat sandal milik korban dan tikar yang tersimpan di ruangan tengah rumah panggung.
Kemudian, Kornelis memberitahukan kepada Lukas untuk bersama mencari korban.
Baca juga: Cerita Penghulu di Kulon Progo Nikahkan Pengantin Positif Covid-19, Cuma 20 Menit Dihadiri 6 Orang
Saat mereka masuk ke dalam kamar milik Lukas, keduanya mendapati korban sudah dalam kondisi tergantung di dekat dinding kamar.
Saat ditemukan, kondisi lidah korban sudah menjulur keluar dan wajahnya sudah terlihat menghitam.
"Saat itu korban menggunakan kemeja batik warna biru dipadukan celana kain warna hitam."

"Ketika ditemukan pada leher korban terdapat seutas tali nilon berwarna orange, melihat kejadian tersebut kedua saksi berteriak sambil menangis," papar Handrio.
Kerabat korban pun tak sangka, ternyata pmit tidur yang dimaksud DRM sang camat itu adalah tidur untuk selama-lamanya.
Baca juga: Sosok Tunanetra yang Viral Disebut Didenda Rp 50 Ribu saat PPKM, Pengunggah Minta Maaf : Itu Dipalak
Sempat Lakukan Pertolongan Pertama
Mendapati kejadian itu, Kornelis langsung keluar rumah memberitahu saudara kandung korban, Marieti Kaborang tentang kejadian tersebut.
Setelah itu, Kornelis mengambil parang dan memotong tali yang terikat pada leher korban.
Setelah itu, para saksi dibantu tetangga mengangkat korban ke balai-balai rumah dan melakukan pertolongan pertama.
"Karena kondisi korban yang tidak bisa ditangani, sehingga korban langsung di bawa ke Rumah Sakit Kriset Lindimara dengan menggunakan kendaraan pribadi milik keluarga," ungkap Handrio.
Setibanya di rumah sakit, petugas medis langsung memberikan pertolongan terhadap korban.
Namun, petugas medis mengatakan jika korban telah meninggal dunia.
"Saat dibawa ke rumah sakit, korban sudah dalam keadaan meninggal dunia," pungkasnya.
Baca juga: Kisah Kakek 83 Tahun Duel Lawan 3 Perampok yang Masuk ke Rumahnya, Pelaku Kalang Kabut
Kontak bantuan
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling,
Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/layanan-konseling-psikolog-psikiater/
(TribunBogor/Kompas/Pos Kupang)