Sempat Disebut Hoaks, Bukti 3 Anak Dirudapaksa Ayah Terkuak, Polisi Temukan Luka di Bagian Intim
Polres Luwu Timur kemudian menyatakan bahwa reportase Project Multatuli itu merupakan hoaks.
Penulis: Uyun | Editor: Soewidia Henaldi
SA, terduga pelaku rudapaksa terhadap tiga anak kandungnya buka suara setelah kasus dugaan rudakpaksa tersebut kembali viral.
SA pertama kali dilaporkan oleh RS yang juga bertatus PNS itu ke Polres Luwu Timur pada Rabu (9/10/2019).
Dikutip dari TribunTimur, SA mengatakan orang-orang tidak memahami kejadian yang sebenarnya.
Menurut SA, mantan istrinya, RS memaksakan kehendak.
Ia pun membantah anggapan dimana ia bisa mempengaruhi penyelidikan kasus ini hingga akhirnya dihentikan oleh polisi.
"Terus kalau kita mau secara analisa atau logika, saya ini siapa mau mempengaruhi ini (kasus). Tuduhannya (ke saya) bahwa bisa mempengaruhi penyidik."
"Sedangkan bupati, ketua DPRD diambil (ditangkap). Apalagi semacam kita ini kalau memang melakukan kesalahan," kata SA, Jumat (7/10/2021).
Saat dikonfirmasi, SA tengah dinas luar kota.
Ia pun membantah merudapaksa anaknya sendiri.
Menurutnya, tuduhan ia melakukan pemerkosaan terhadap anaknya sendiri itu merupakan tuduhan yang tidak masuk akal.
Pascadilaporkan pada 2019 lalu, SA mengaku sudah tidak bertemu dengan anaknya.
"Takutnya saya dilaporkan dengan masalah baru lagi, itu sudah saya jaga. Saya sudah tahu karakter mamanya, saya nda mau."
"Cukup saya kirimkan uang makannya tiap bulan, terus itu (bukti transfer) saya fotocopy bukti-buktinya (transfer)."
"Saya tanyakan kepada bank, apakah rekening (RS) ini masih aktif untuk memastikan uang yang saya transfer sampai ke mamanya, karena tidak ada rekening anaknya," ujar dia.
Ia mengatakan sejak bermasalah, SA sudah tidak berkomunikasi lagi dengan RS.
"Sudah saya blokir nomornya, saya tidak mau mendengar kata tidak pantas," katanya.
SA berharap semoga laporan baliknya ditindaklanjuti oleh Polres Luwu Timur karena nama baik dan karakternya dihancurkan.
Karena kasus ini, SA jug khawatir psikologis ketiga anaknya menjadi terganggu.
"Ini juga anak nanti psikologisnya bagaimana, nanti dia misalkan masuk sekolah (di-bully), oh ayahnya kasih begini (perkosa)."
"Pasti mi iya di-bully (anak saya) di sekolah bahwa sudah di-anu sama ayahnya. Itu kan akan beredar, karena liar ini barang," katanya.(*)
(TribunBogor/Kompas)