Sebut Tahun 2022 Akhir Jadi Keutungan Anies untuk Maju di Pilpres, Pengamat: Tak Ada di Capres Lain

Menurut Yunarto, ketika sudah tak lagi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies akan memiliki ruang gerak lebih banyak jika ingin kampanye.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri
Kolase Wartakota dan Kompas.com
Yunarto Wijaya mengatakan kalau Anies Baswedan tak kalah dengan Ki Joko Bodo 

"Saya kira ada tiga penafsiran apa kira-kira yang akan dilakukan oleh Anies Baswedan setelah tidak menjabat sebagai guberner DKI Jakarta," kata Adi dikutip dari Kompas TV, Senin (10/1/2021).

Pertama, kata Adi, yakni Anies akan tetap memilih untuk fokus menjadi YouTuber sebagai langkah politiknya untuk menyampaikan gagasan dalam membangun Indonesia ke depan.

"Satu pilihan politik dipilih Anies untuk meneguhkan dirinya sebagai pemimpin yang memiliki gagasan untuk membangun Indonesia, melalui YouTube dia ingin menangguhkan dirinya sebagai orang yang tetap menjadi perbincangan di Pilpres 2024," ujarnya.

"Anies tetap menjadi spotlight politik sebagai salah satu pemimpin yang akan datang," lanjutnya.

Adapun kemungkinan kedua yang dilakukan Anies yakni membentuk organisasi sosial yang bertujuan untuk pemberdayaan baik di bidang ekonomi, hukum maupun politik.

Baca juga: Libatkan Pemerintah Pusat di Penyediaan Air Bersih Pipa, Anies Baswedan Dinilai Pencitraan

Baca juga: Meski Jadi Gubernur DKI, Anies Baswedan Kalah dari Sosok Ini yang Jadi Penguasa Rumahnya

Organisasi sosial ini, menurut Adi, sebagai wadah realisasi gagasan yang dimiliki Anies agar menyentuh langsung kepada masyarakat.

"Anies tidak lagi berwacana di dunia maya (YouTube), tetapi sudah bisa menerjemahkan gagasan-gagasan besarnya melalui manuver yang sangat bisa diukur oleh masyarakat," ungkapnya.

Kemungkinan terakhir, Adi memperkirakan Anies akan masuk dalam parpol. Hal ini sebagai upaya Anies untuk mendapatkan tiket sebagai calon presiden di 2024 mendatang.

"Ketiga sangat mungkin Anies masuk parpol. Sebagai upaya semakin dekat mendapatkan tiket pencapresan," ucap Adi.

"Karena Undang-Undang Pemilu mengatakan untuk jadi calon presiden atau wakil presiden yang diusung boleh parpol atau gabungan dari parpol," sambungnya.

Dia mengatakan, ketika menjadi bagian dari parpol tertentu, Anies bsisa menjadi realistis bahwa urusan Pilpres tidak bisa dilepaskan dengan kepentingan dan irisan parpol.

Sebagai informasi, masa jabatan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta akan berakhir pada 16 Oktober 2022 mendatang.

Kursi kepemimpinan kepala daerah, termasuk DKI Jakarta pada 2022 - 2024 akan diisi oleh penjabat yang ditunjuk oleh Kementerian Dalam Negeri.

Sementara pemilihan kepala daerah akan kembali digelar serentak pada 2024.

Anies Jadi Cawapres Terfavorit

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved