Polisi Tembak Polisi
4 Lawan 1, Bharada E Diminta Tak Terpengaruh Ferdy Sambo : Jangan Sok Mau Jadi Juru Selamat !
Pada rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir J besok, Selasa (30/8/2022), tersangka Bhadara E diminta untuk memberikan jawaban yang konsisten.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri
TRIBUNNEWSBOGOR.COM — Pada rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir J besok, Selasa (30/8/2022), tersangka Bhadara E diminta untuk memberikan jawaban yang konsisten.
Sebab, Bharada E dikhawatirkan akan mengubah keterangannya setelah bertemu dengan Ferdy Sambo.
Ia bahkan disebut akan berada dalam posisi 4 lawan 1 pada rekonstruksi tersebut.
Di mana Ferdy Sambo bersama tersangka lainnya masih dimungkinkan menjalankan skenario mereka.
Ketiga tersangka lainnya yakni Brigadir RR, Kuwat Maruf dan Putri Candrawathi.
Untuk menghindari hal itu, pengacara keluarga Brigadir J, Martin Lukas Simanjuntak mengatakan bahwa Bharada E saat ini dihadapkan dengan pilihan antara dirinya atau orang lain.
“Kalau RE (Bharada E) konsisten ingin menyelamatkan dirinya tidak ada pilihan lain. Dia harus berani melawan dalam artian siap untuk melakukan mental block, terhadap serangan psikologi yang mungkin saja terjadi saat rekonstruksi,” jelasnya dilansir dari Youtube tvOneNews, Senin (29/8/2022).
Meski begitu, ia yakin Bharada E yang merupakan anggota Brimob sudah punya pengalaman untuk melakukan itu.
“Tinggal dari Bang Ronny (pengacara Bharada E) bagaimana caranya melindungi atau membatasi kemungkinan serangan saat rekomendasi,” jelasnya.
Baca juga: Rekonstruksi Kasus Brigadir J, Profesor Ini Ingatkan Penyidik Antisipasi Alibi Tersangka Ferdy Sambo
Namun meski Bharada E berada dalam kondisi 4 lawan 1, namun ia mengatakan kalau penembak Brigadir J itu punya banyak orang yang mendukung.
“4 lawan 1, tapi kan ada jaksa, hakim, publik, keluarga korban,” kata dia.
Martin juga menegaskan bahwa bukti itu bukan hanya saksi.
“Oleh karena itu, 5 tersangka ini kan punya peran masing-masing, FS dan PC kan satu rangkaian, tapi tiga orang lagi ini apa kepentingan mereka melindungi FS dan PC?,” tanya dia.

Seandainya memang benar Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi adalah otak dari pembunuhan, ia menyebut tak ada kepentingan tiga tersangka lainnya untuk melindungi pasangan suami istri tersebut.
“Apa kepentingan mereka? Apakah mereka sama-sama mau dihukum berat? Mereka pasti mau yang terbaik untuk diri mereka masing-masing,” kata dia.
Ia pun menyarankan kepada Bharada E, Brigadir RR dan Kuwat Maruf untuk menyelamatkan diri sendiri.
“Selamatkanlah kepala masing-masing, jangan sok mau jadi juru selamat bagi orang yang sudah terbukti berbohong. Rugi kalian nanti, kalian masih pada muda-muda, kecuali Kuwat,” kata dia.
Martin juga menyebut, jangan sampai nantinya para tersangka disangkakan kesalahannya dengan berat.
“Padahal mungkin kesalahan yang kalian lakukan tidak seberat itu. Jadi jangan sampai mau dikecoh oleh orang-orang yang tidak akan membantu kalian kalau kalian dalam keadaan susah,” tandasnya.
Ia menyebut, dalam hal ini salah satu yang bisa menyelamatkan ketiga tersangka selain opini publik, keyakinan hakim, respon dari JPU, yaitu keluarga korban.
“Ayo dong berkata jujur dong, jangan rekayasa dong,” tegasnya.
Sementara itu, pengacara Bharada E mengatakan kalau kliennya siap jika diminta untuk hadir dalam rekonstruksi besok.
Baca juga: Sosok Ini Sebut Opsi Bharada E Tidak Hadir Rekonstruksi Kasus Brigadir J, Perannya Bisa Digantikan
Tak hanya itu, Martin Lukas Simanjuntak juga meminta agar empat tersangka diborgol saat rekonstruksi besok.
“Tersangka yang lain (selain Bharada E) wajib diborgol, supaya ada perasaan aman bagi Bharada E untuk tidak adanya serangan-serangan yang bersifat secara spontan,” kata Martin dilansir dari Youtube tvOneNews, Senin.
Namun menurut dia, yang paling krusial itu bukan serangan fisik, tapi serangan psikologi.
“Seperti tatapan mata, gestur, nah ini yang harus diantisipasi. Sehingga ketika terjadi kontak mata atau gestur, sebaiknya langsung diblokade saja, diarahkan ke tempat lain. Jangan sampai ada minimal 10 detik pandang-padangan, karena itu bisa memengaruhi psikologi,” tandasnya.(*)