Polisi Tembak Polisi

Banyak yang Hilang Dalam Rekonstruksi Pembunuhan Brigadir J, Pakar Hukum Khawatir Muncul Narasi Baru

Pengamat Kepolisian ISESS Bambang Rukminto menilai ada banyak yang hilang dalam proses rekonstruksi tersebut.

Penulis: yudistirawanne | Editor: Damanhuri
Youtube channel Kompas tv
Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi jalani rekonstruksi kasus pembunuhan berencana Brigadir J. 

Dalam rekonstruksi tadi, kata Bambang Ruminto, dia tidak melihat adegan yang dimaksud.

"Kemudian pelecehan seksual, di mana pelecehan seksualnya tak tergambar sama sekali dalam rekonstruksi itu," ungkapnya.

Selanjutnya, Bambang Rukminto juga merasa heran dengan tidak detailnya rekonstruksi terkait proses penembakan.

"Yang saya lihat senjata api diserahkan kapan senjata apa yang dibawa, dan peluru dari mana. Lima peluru itu peluru siapa saja?," bebernya.

Baca juga: Masih Ditakuti oleh Polisi Berpangkat Rendah, Ferdy Sambo Tetap Dipanggil Jenderal saat Rekonstruksi

Hal senada juga diungkapkan Guru Besar Hukum Pidana Universitas Al Azhar, Prof Suparji Ahmad.

Suparji Ahmad menyebut bahwa rekonstruksi yang dilakukan tak sesuai harapan banyak pihak.

"Rekonstruksi kita apresiasi, tapi tidak sesuai dengan ekspetasi publik karena publik tidak dapat mendapat detail. Tidak menggambarkan fakta sebenarnya," tuturnya.

"Belum ada kebenaran karena semua masih tidak logis," sambungnya.

Yang dikatakan tak logis, kata Suparji Ahmad yakni terkait tak adanya beberapa adegan yang seharusnya menjadi kunci menjawab permasalahan.

"Bagaimana pelecehan seksualnya tidak ada, bagaimana cara perencanaan pembunuhannya tidak nampak, itu padahal yang paling mendasar," bebrernya.

Baca juga: Detik-detik Menegangkan Bharada E Sembunyi Ditatap Ferdy Sambo, Pengacara Langsung Bertindak

Suparji Ahmad khawatir rekonstruksi yang digelar justru menambah permasalahan baru di publik.

"Jadi ini saya kira apa yang terjadi dalam rekonstruksi justru melahirkan narasi baru yang menyisakan perbincangan baru," ucapnya.

"Rekonstruksi ini kan memastikan fakta-fakta. Tapi kurang logis, belum menggambarkan anatominya," tambahnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved