Polisi Tembak Polisi
Beberkan Perlakuan Komnas HAM, Jhonson Panjaitan Ungkap Jebakan Memilukan Brigadir J : Saya Sedih
Pengacara Brigadir J marah kepada Komnas HAM yang sebelumnya mendukung dan saat ini berbalik menuding Brigadir J
Penulis: Siti Fauziah Alpitasari | Editor: Soewidia Henaldi
Johnson Panjaitan juga mengungkap secara blak-blakan kali ini Komnas HAM yang tega menuding mendiang Brigadir J.
"Lembaga yang kita perjuangkan, kita dirikan melindungi korban bukan untuk melindungi Polisi," tegasnya.
"Saya sedih betul terus terang, dari mana jalannya, kan saya sudah bilang dari awal ketua Komnas HAM, 'you tidak pro justitia (demi hukum, untuk hukum dan undang-undang)'," ungkapnya.
Menurutnya, Komnas HAM saat awal adanya kasus pembunuhan Brigadir J sempat mengatakan rekomendasi yang diajukan tak pernah terlaksana oleh Kapolri.

Terutama kasus yang menyangkut kekerasan dan senjata, namun saat ini tiba-tiba muncul narasi kekerasan seksual.
"Dari mana jalannya tiba-tiba mengatakan pelecehan seksual dari mana jalannya?," Johnson Panjaitan dengan nada mengotot.
Pengacara Brigadir J juga mengakui dirinya sempat bertemu dengan salah satu komisioner HAM secara rahasia atau diam-diam.
Baca juga: Sempat Emosional Beda Versi Cerita dengan FS, Ternyata Sosok Ini yang Bantu Bharada E Konsisten
Dirinya juga mengatakan sempat bertemu dengan salah satu komisioner HAM usai melakukan koordinasi dengan Wakapolri pada waktu itu.
"Saya bertemu, saya bilang saya masih sedang menunggu surat kuasa ini sampai (datang), nanti kalau misalkan surat kuasa ini sampai, baru saya secara resmi akan berhubungan dengan Komnas sambil saya mencari uang agar bisa mendatangkan klien (Keluarga Brigadir J)," bebernya.
Johnson Panjaitan mengungkap bahwa kondisi ekonomi keluarga Brigadir J sangat berat dan kemampuan dirinya pun terbatas.
"Apa yang dia katakan waktu itu? 'terlambat Bang, karena kami sudah memutuskan untuk besok berangkat ke Jambi'," terangnya.
Lantaran geram, Johnson Panjaitan juga menyebut legitimasi (penerimaan/pengakuan) Komnas HAM berangkat ke Jambi bukan karena rakyat.
Namun hal tersebut lantaran koordinasi tidak pro justitia yang ujungnya hanya rekomendasi dari Presiden Jokowi ataupun Polri.
"Pertanyaan saya, korban dimana? karena waktu dia berangkat, legitimasi yang diambil pertama adalah bertemu dengan keluarga, saya pegang dokumennya itu semua," terangnya.
"Legitimasi ini sekarang di manipulasi, orang yang harus dia lindungi, dia bela saat ini sekarang harus menaggung tuduhan dari Komnas bahwa terjadi pelecehan seksual," tandasnya.
Baca juga: Sebut Tuduhan Mengerikan, Pria Plontos Ini Geram Narasi Pelecehan Seksual Putri Candrawathi Diungkit