Insiden Arema vs Persebaya

Cerita Mencekam Tragedi Kanjuruhan Malang, Terdengar Jeritan Wanita hingga Anak-anak yang Terkapar

Salah satu suporter Arema FC berhasil selamat dari maut tragedi kericuhan di Stadion Kanjuruhan. Dirinya menceritakan detik-detik jeritan wanita.

Penulis: Siti Fauziah Alpitasari | Editor: Tsaniyah Faidah
Kolase berbagai sumber
Sosok suporter Arema FC berhasil selamat dari maut kericuhan di Stadion Kanjuruhuan pada Sabtu (2/10/2022). Hingga beberkan detik-detik dirinya mendengar teriakan hingga anak-anak terkapar yang sesak napas akibat gas air mata. 

“Mereka sesak karena terkena gas air mata. Seluruh pintu keluar penuh dan terjadi macet,” jelasnya.

“Di pintu keluar, di luar stadion banyak yang terkapar dan pingsan karena efek terjebak di dalam stadion yang penuh gas air mata,” lanjutnya.

Rezqi juga membeberkan kondisi saat di luar stadion Kanjuruhan pun ikut mencekam.

Pasalnya, banyak suporter yang lemas bergelimpangan hingga suara teriakan dan tangisan wanita.

Tak hanya itu, dirinya juga menjelaskan apa yang ia lihat pada malam itu.

Dimana para suporter berlumuran darah, mobil hancur, terdengar kata-kata makian dan amarah sudah tercampur aduk.

Mengerikannya lagi tampak batu batako, besi hingga bambu berterbangan pada malam mencekam itu.

Titik Terendah

Menurutnya, hal tersebut merupakan titik terendahnya sebagai suporter selama 15 tahun ini.

Dirinya tampak tak mempercayai bahwa akan adanya insiden yang memakan ratusan jiwa korban akibat kekecewaan.

“Selama saya jadi suporter arema...Saya dikenalkan Arema oleh orang tua saya saat tahun 2007 hingga saat ini,” pungkasnya.

“Hari ini 1 Oktober 2022 adalah titik terendah saya menjadi seorang supporter
Saya masih belum percaya menyaksikan saudara-saudara saya dengan kondisi seperti ini,” lanjutnya.

“Saya sangat terpukul dengan adanya insiden ini dan semoga kejadian ini adalah yang terahir di semua cabang olahraga & hiburan, khususnya di sepak bola,” tutupnya.

127 Orang Jiwa Meninggal

Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta membeberkan tragedi Stadion Kanjuruhan selepas laga  Arema FC vs Persebaya Surabaya yang menelan ratusan korban jiwa, Sabtu (1/10/2022) malam.

Insiden tersebut membuat 127 nyawa melayang. Dua korban tewas di antaranya anggota Polri.

Baca juga: Ratusan Korban Jiwa Melayang, Arema FC Berpotensi Dilarang Jadi Tuan Rumah di Sepanjang Musim Ini

"Dalam peristiwa tersebut 127 orang meninggal dunia. Dua di antaranya anggota Polri. Yang meninggal di stadion ada 34 sisanya di rumah sakit saat upaya proses penolongan. Selain itu, 180 orang masih dalam proses perawatan dilakukan upaya penyembuhan," ungkap Irjen Nico Afinta.

Irjen Nico Afianta menduga kuat salah satu penyebab jatuhnya korban lantaran kehabisan oksigen akibat berdesakan.

"Suporter keluar di satu titik. Kalau gak salah di pintu 10 atau pintu 12. Di saat proses penumpukan itu terjadi berdesakan sesak napas dan kekurangan oksigen."

"Tim gabungan sudah melakukan upaya penolongan dan evakuasi ke rumah sakit," jelasnya.

Luka Cidera Kepala

Menurut Direktur RS Syaiful Anwar Malang, Kohar Hari Santoso kondisi luka para korban kericuhan suporter bervariasi.

Mulai dari luka ringan akibat terkena tembakan gas air mata, luka patah tulang hingga cidera di kepala.

“Saya kira detailnya tidak usah di sampaikan, tapi ada trauma di kepala,” kata Kohar Hari Santoso dilansir TribunnewsBogor.com dari kompas TV pada Minggu (2/10/2022).

Kericuhan suporter Aremania pasca Arema FC cala tela dari Persebaya dengan skor 2-3 pada Sabtu (1/10/2022) malam. Imbas kerusuhan ratusan korban jiwa luka-luka hingga meninggal dunia. Luka rata-rata dialami korban di Bagian Kepala hingga alami trauma.
Kericuhan suporter Aremania pasca Arema FC cala tela dari Persebaya dengan skor 2-3 pada Sabtu (1/10/2022) malam. Imbas kerusuhan ratusan korban jiwa luka-luka hingga meninggal dunia. Luka rata-rata dialami korban di Bagian Kepala hingga alami trauma. (Kolase Kompas TV)

“Rata-rata cidera di kepala karena ke jepit ya, jadi adanya trauma di kepala dan di dada,” sambungnya.

Dirinya juga mengatakan dalam penanganan jenazah sebagian masih dilakukan identifikasi.

“Sebagian dari jenazah udah tapi disini kami masih identifikasi karena masih ada yang tidak teridentifikasi,” bebernya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved