Perempuan Benteng Kokoh Halau Kekerasan dan Intoleransi Sejak Dini

Segala bentuk tindak kekerasan, baik di sekolah, perkantoran, ataupun di lingkungan tempat tinggal, bersumber dari pola pendidikan yang diterapkan di

Editor: Yudistira Wanne
Istimewa
Alissa Wahid saat memberikan keterangan terkait moderasi beragama 

Alissa juga mengemukakan bahwa pembentukan karakter anak akan sangat dipengaruhi oleh keluarganya di rumah. Ia memberikan gambaran seperti pada kasus pemukulan yang dilakukan oleh anak dari seorang PNS Ditjen Pajak.

“Akar kehidupan seorang manusia terdapat di keluarganya. Pada kasus Mario Dandy kita melihat cara mengelola keluarga yang diterapkan orang tuanya Mario itu bermasalah. Dengan menggunakan cara-cara yang tidak baik, akhirnya pola asuh tersebut jadi akar (penyebab) kepada anaknya. Memang dimulainya dari keluarga,“ ungkap wanita yang menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah PBNU periode 2022-2027 ini.

Menurutnya, kasus kekerasan yang dilakukan oleh Mario Dandy merupakan salah satu contoh dari relasi kuasa.

Ia berharap, praktik relasi kuasa ini tidak dilakukan bahkan pada lingkup keluarga karena akan menimbulkan ketidakharmonisan.

“Relasi kuasa itu contohnya seperti pada pemukulan yang dilakukan Mario, karena dia yakin bahwa bapaknya akan bisa menyelesaikan semuanya. Bahkan hal itu yang dia sampaikan ke temannya. ‘Nanti di urus bapakku.’ Dia pakai relasi kuasa. Ketika dia melakukan penyiksaan, dia pakai relasi kuasa. Karena dia merasa sebagai anak orang yang lebih berkuasa, kemudian menghajar orang yang dipandang sebagai rakyat jelata. Dia (Mario) tidak tahu siapa keluarga David (korban), sehingga korban diperlakukan sebagai orang kebanyakan atau rakyat kecil. Itu relasi kuasa,” jelas Alissa.

Ia berharap perempuan Indonesia memiliki kemauan untuk terus mengembangkan dirinya.

Dengan semakin berkembang dan bertambahnya pendidikan serta wawasan yang didapat, diharapkan kaum perempuan dapat memiliki kontribusi yang lebih baik di lingkup keluarga dan masyarakat.

“Dari sikap tumbuh dan mau belajar terus menerus itu, kita bisa berproses menjadi perempuan yang baik untuk dirinya sendiri. Kemudian yang kedua, dia bisa menjadi istri dan ibu yang baik bagi anak-anaknya. Lalu yang ketiga, dia baik dalam kehidupan bermasyarakat,” tandas Alissa.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved