Pelajar SMA Tewas Dibacok

Keberadaan Pelaku Pembacokan Siswa SMK Bina Warga 1 Bogor Dibeberkan Polisi, Lokasinya Tak Disangka

Pelaku utama pembacokan pelajar SMK Bina Warga 1 Kota Bogor di Simpang Pomad, Kecamatan Bogor Utara, masih menghirup udara bebas.

Penulis: yudistirawanne | Editor: Vivi Febrianti
Istimewa/kolase
kelompok pembacok pelajar di Kota Bogor ternyata memiki perannya masing-masing, walaupun sang eksekutor berperan paling vital, tetapi ada sosok lainnya yang ternyata menjadi dalang pembunuhan tersebut 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Pelaku utama pembacokan pelajar SMK Bina Warga 1 Kota Bogor di Simpang Pomad, Kecamatan Bogor Utara, masih menghirup udara bebas.

Pelaku berinisial ASR (17) alias Tukul hingga saat ini belum diketahui keberadaannya.

Polisi masih terus melakukan pencarian agar Tukul segera tertangkap.

Namun diduga Tukul saat ini sudah tak berada di Bogor.

Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso mengatakan, eksekutor utama yang menewaskan AS (16) melarikan diri ke luar Kota Bogor.

"Saat ini, Tukul kabur keluar Bogor. Pokoknya, di luar Bogor," kata Bismo kepada TribunnewsBogor.com di kawasan Otista, Senin (27/3/2023) malam.

Lebih lanjut, Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso menegaskan, meski saat ini Tukul masih licin seperti belut, tapi pihaknya terus melakukan penanganan.

"Saat ini memang sudah dua minggu lebih. Tapi, kita serius dalam melakukan pengejaran Tukul ini," jelas Bismo.

Baca juga: Kesaksian Tukang Ojek di Lokasi Tewasnya Pelajar di Simpang Pomad, Setiap Hari Ada yang Datang

Pelaku dikejar

Sementara itu, Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso menampik jika pihaknya disebut kesulitan dalam menangkap Tukul.

Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso mengklaim, sejauh ini pihaknya tidak mengalami kesulitan apapun.

Ia menilai, sejak hari pertama upaya pengejaran ini selalu maksimal.

"Kesulitannya sejauh ini tidak ada. Kita terus lakukan pengejaran," tambahnya.

Untuk memaksimalkan upaya pengejaran, Polresta Bogor Kota menggandeng beberapa pihak.

Mulai dari Satgas Pelajar, Kantor Cabang Dinas (KCD), serta Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor.

"Ada grup bersama saya dengan KCD maupun Disdik. Kita saling memberikan informasi. Mulai dari tongkrongannya dan beragam informasi. Intinya kita saling kompak," ungkapnya.

Baca juga: Ada yang Menangis di TKP Pembacokan Pelajar di Simpang Pomad Bogor, Tukang Ojek Ungkap Kesaksiannya

Warga urunan

Sementara itu, tewasnya AS mengundang simpatik banyak pihak.

Berbagai elemen bahkan ikut membantu agar kasus tersebut terusut tuntas.

Warga setempat, Sobur menjelaskan, pasca kejadian memilukan tersebut, seluruh elemen langsung terketuk jiwa kemanusiaannya.

Pasca kejadian, kata Sobur, semua ojek pangkalan beserta pengamen di Simpang Pomad ini langsung berinisiatif mengumpulkan uang seikhlasnya.

Uang hasil urunan tersebut, lanjut Sobur dipergunakan untuk membantu keluarga korban saat itu.

"Saya kumpulin kan. Walaupun sedikit kita dari sini ada empatinya terhadap korban," katanya.

Kini Sobur hanya menginginkan agar Tukul segera ditangkap.

"Saran saya sih keluarga pelakunya aja terus kasih pertanyaan. Ibaratnya ikan, kalah udah habis makannya pasti muncul ke atas. Kayanya sih sama keluarganya ini disembunyikan mungkin," bebernya.

Baca juga: UPDATE Kasus Pelajar Bogor Dibacok, Pelaku 17 Hari Masih Buron, Orangtua Korban Kecewa Gara-gara Ini

Tangsi pilu orangtua korban

Di sisi lain, kedua orangtua korban masih mengalami kesedihan mendalam.

Kesedihan itu tak terlepas dari masih buronnya pelaku utama pembacokan yang bernama Tukul.

Penyidik Polres Bogor Kota masih memburu Tukul yang tega menghabisi nyawa AS secara sadis.

Mengenang kepergian AS, orangtua angkatnya pilu.

Dalam kanal Youtube Bang Brew TV milik Irfan Jayani, orangtua AS tak kuasa menahan kesedihan saat ditanya soal insiden pembacokan.

Mengingat momen indah bersama AS, ayah angkatnya, Rujai menyebut almarhum adalah sosok baik.

Bahkan semasa hidupnya, AS selalu berbakti dan terus mengurai cita-cita baiknya yakni ingin membangun rumah untuk orangtua angkatnya.

AS adalah anak yatim yang telah diurus oleh Ruja'i dan istri sejak usia tiga bulan.

Kendati dalam kondisi terbatas, Ruja'i berusaha memberikan pendidikan tinggi kepada AS.

Punya keinginan kuat, AS pun mengaku ingin jadi arsitek agar bisa membangunkan rumah untuk orangtua angkatnya.

"Harapan saya biar dia lulus dulu baru kerja. Rezeki almarhum punya apa aja, tapi Allah berkehendak lain," kata Ruja'i dikutip pada Senin (27/3/2023).

"Dia mah doanya dijabah. Memang jalannya begini. Dia pengin angkat derajat orangtua, cuma jalannya beda, begini," akui sang ibu.

Baca juga: Rumah Pelajar Korban Pembacokan di Bogor Direnovasi Pemkab, Pelakunya hingga Kini Belum Tertangkap

Sadar anak kesayangannya telah tiada, Rujai dan istri murka dengan sosok pelaku pembacokan.

Sembari menahan air mata, ayah dan ibunda AS ingin agar eksekutor utama pembacokan nantinya dihukum mati.

"Harapan ibu terhadap pelaku?" tanya Irfan Jayani.

"Dihukum seberat-beratnya aja, dihukum mati, nyawa dibayar nyawa," ujar Ruja'i.

"Dihukum seberat-beratnya," sambung sang istri.

(TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved