Breaking News

Imigran Timur Tengah Betah Tinggal di Puncak Bogor, Sampai Banyak yang Nikah Siri Sama Warga Lokal

Ribuan Warga Negara Asing (WNA) yang merupakan pengungsi atau Imigran dari Timur Tengah merasa nyaman tinggal di wilayah Puncak Bogor.

|
Penulis: Wahyu Topami | Editor: Yudistira Wanne
TribunnewsBogor.com/Wahyu Topami
Buka Puasa Bersama dengan Para Imigran dari Berbagai Negara di Pecae Educational Shelter Desa Batu Layang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Minggu (9/4/2023). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Wahyu Topami

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CISARUA - Ribuan Warga Negara Asing (WNA) yang merupakan pengungsi atau Imigran dari Timur Tengah merasa nyaman tinggal di wilayah Puncak Bogor.

Satu di antara banyaknya Imigran yang betah berada di Indonesia adalah Taher Asad yang menetap di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

Taher Asad mengaku suda satu dekade lamanya tinggal di Indonesia dan ingin segera pindah ke negara lain yang bisa menerima dirinya.

"Banyak saudara-saudara saya yang sudah pindah ke negara lain, tapi saya di sini saja sudah 10 tahun. Di sini enak, saya nyaman tapi saya seolah tidak memiliki masa depan, saya bingung kedepannya mau bagaimana," ujarnya pada TribunnewsBogor.com, Jumat (12/5/2023).

Baca juga: Imigran Asal Afghanistan Ketahuan Lagi Ngamar di Hotel Melati Bogor, Satpol PP : Alasannya Kemalaman

Selain itu, Taher Asad juga mengaku tak pernah mendapat bantuan apapun.

"Sampai saat ini ia tidak pernah mendapatkan bantuan baik dari Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) ataupun UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees) selaku komisi tinggi PBB yang diberikan mandat untuk membantu dan melindungi pengungsi," bebernya.

Sementara itu, Koordinator Imigran jalur Puncak, Mochammad, menjelaskan soal perpindahan Imigran tida bisa ditentukan serta tidak memiliki indikator pasti kapan mereka akan dipindahkan.

Baca juga: Ribuan Imigran Timur Tengah Serbu Puncak Bogor, WNA Afghanistan Sampai Bikin Sekolah di Cisarua

Menurutnya itu merupakan kewenangan dari UNHCR.

"Gak bisa ditentukan ada yang 11 tahun, ada yang 12 tahun, ada yang masuk 2 tahun berangkat. Itu gak bisa di tentuin. Tidak ada batas waktu yang pasti.
Persoalan pindah itu yang urus UNHCR," ungkapnya.

Menyinggung persoalan uang saku, dirinya juga mengatakan kalau Imigran yang tidak tinggal di Shelter atau tinggal dengan mengontrak rumah sendiri itu tidak akan mendapatkan uang saku atau bantuan darimanapun.

"Kalau ada pengungsi tinggalnya sendiri ya tidak dapat bantuanlah, kecuali tinggalnya di Shelter itu baru ada yang gaji," terangnya.

Baca juga: Mengintip Para Imigran di Puncak Bogor saat Buka Puasa Bersama, Bahasa Sempat Jadi Kendala

Dengan adanya imigran atau pengungsi yang lama tinggal di kawasan puncak tak mengherankan apabila ada dari mereka yang menikahi warga setempat.

Hal tersebut dikatakan oleh Mochammad saat dihubungi oleh TribunnewsBogor.com melalui sambungan telepon.

"Yang menikah dengan warga lokal banyak, cuman nikahnya nggak resmi. Nikah sirih, selembar doang di kua," pungkasnya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved