Carut Marut PPDB Bogor

Demo Emak-emak SMAN 3 Kota Bogor Dijaga Polisi, Cuma Bawa Panci Protes PPDB Zonasi, Kepsek Santai

Emak-emak Demo PPDB di SMAN 3 Kota Bogor, Dijaga Ketat Polisi Padahal Hanya Bawa Panci, Minta Diskualifikasi yang Tipu-tipu Zonasi

Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: widi bogor
TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat
Emak-emak Demo PPDB di SMAN 3Kota Bogor, Dijaga Ketat Polisi Padahal Hanya Bawa Panci 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Emak-emak melakukan unjuk rasa protes Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) distem zonasi di SMA Negeri 3 Kota Bogor.

Emak-emak demo sambil membawa panci.

Panci yang dibawa tak sembarang, banyak juga yang belakangnya sudah penyok dan hitam.

Momen ratusan emak-emak yang menggeruduk SMAN 3 Kota Bogor yang kecewa sistem zonasi PPDB, Selasa (25/7/2023).
Momen ratusan emak-emak yang menggeruduk SMAN 3 Kota Bogor yang kecewa sistem zonasi PPDB, Selasa (25/7/2023). (TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat)

Bahkan uniknya, demo emak-emak protes PPDB zonasi ini sampai dijaga aparat Kepolisian.

Emak-emak demo di SMAN 3 Kota Bogor mengatasnamakan diri sebagai Keluarga Besar Marhaenis Kota Bogor.

Mereka menggerudukn SMA Negeri 3 Kota Bogor sejak pukul 08.30 WIB.

Ketua Keluarga Besar Marhaenis Kota Bogor, Atty Somadikarya menekankan ada kecurangan yang terjadi dalam PPDB sistem zonasi.

"Generasi bangsa bagaimana mau maju jika diawali curang, penipuan dan manipulatif data. Kami emak-emak warga sekitar. Akses kami masuk sekolah zonasi ditutup oleh oknum berduit," kata Atty.

Ia menganggap sistem zonas pada PPDB di Kota Bogor tidak adil.

"Keadilan sudah menjauh dari rakyat," katanya.

Atty Somadikarya meminta Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat untuk segera mendiskualifikasi peserta PPDB yang memanipulasi data.

"Segera diskualifikasi mereka yang manipulatif dan numpang KK (kartu keluarga)," kata Atty.

Meski massa demo mayoritas emak-emak, namun unjuk rasa ini justru dijaga ketat.

Bukan lagi oleh Satpol PP melainkan polisi yang berjaga di depan pagar SMA Negeri 3 Kota Bogor.

"Aparat hukum stop kriminalisasi," katanya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved