Gara-gara Joget Depan Kantornya, Kades di Bone Aniaya Dua Pemuda: Kepalanya Dibenturkan ke Tembok

Seorang kepala desa (kades) di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) menganiaya dua orang pemuda karena minum minuman keras dan berjoget.

Editor: Vivi Febrianti
Tribunnews.com/Ilustrasi
ilustrasi penganiayaan 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Seorang kepala desa (kades) di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) menganiaya dua orang pemuda karena minum minuman keras dan berjoget di depan kantor desa. 

Peristiwa penganiayaan yang menimpa MS (16) dan FB (19) terjadi pada Senin, (7/8/2023) di kantor Desa Barebbo, Kecamatan Barebbo, Kabupaten Bone.

Sebelumnya korban bersama sejumlah rekannya diduga terlibat pesta miras dan berjoget di depan kantor desa.

Salah seorang rekan korban kemudian merekam adegan joget tersebut dan menyebarnya ke media sosial.  

Kepala desa yang melihat rekaman video tersebut pun emosi dan memanggil kedua pemuda tersebut.

Kemudian kepala desa tersebut menganiaya keduanya di kantor desa.

Peristiwa ini dibenarkan oleh pihak kepolisian. Saat ini polisi masih melakukan penyelidikan.

"Benar ada kejadian dugaan penganiayaan terhadap anak di bawah umur oleh oknum kepala desa. Dan saat ini dalam proses penyelidikan," kata Iptu Rayendra, Kasi Humas Polres Bone yang dikonfirmasi melalui sambungan telepon pada Sabtu, (12/8/2023).

Sementara Kasat Reskrim AKP Deki Marizaldi yang dikonfirmasi terkait kasus tersebut mengaku akan segera melakukan pemanggilan terhadap terlapor.

"Laporannya telah kami terima dan kemungkinan besar hari Senin terlapor mau pun korban akan kami periksa," katanya.

Orangtua salah satu korban, Cahaya mengaku menyaksikan sendiri anaknya dianiaya oleh kepala desanya. 

Menurutnya, perbuatan anaknya yang minum minuman keras di depan kantor desa memang salah. Namun tidak seharusnya dianiaya.

"Memang anak saya salah karena minum miras di depan kantor desa.Tapi bagaimana pun jangan dipukul, apalagi kepalanya dibenturkan ke tembok. Dan ini terjadi di depan mata kepala saya," kata Cahaya, orangtua korban.

Dia mengaku langsung lapor polisi setelah kejadian tersebut.

"Saya sudah lapor ke polisi pada hari Selasa (8/8/2023) malam dan belum ada tindakan sampai sekarang" kata Cahaya. 

Sementara oknum kepada desa berinisial AR, yang berhasil dikonfirmasi Kompas.com tidak membantah perbuatannya.

Dia menilai apa yang dilakukannya hanya pembinaan kepada kedua korban.

"Saya tidak membantah itu. Dan ini saya lakukan sebagai pembinaan sebagai pemerintah desa sekaligus sebagai orangtua yang harus membina anak-anaknya," pungkasnya. 

(Kompas.com/Abdul Haq)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved