Sisi Lain Bogor

Banyak yang Tak Tahu, Makam Kusam Ini Tinggi Nilai Sejarah, Saksi Munculnya Kebun Teh Cisarua Bogor

Bogor memang dikenal sebagai salah satu wilayah Jawa Barat yang memiliki beragam situs bersejarah.

Penulis: Wahyu Topami | Editor: Yudistira Wanne
TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat
Makam Belanda di Pekarangan Taman Safari Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Senin (22/1/2024). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Wahyu Topami

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CISARUA - Bogor memang dikenal sebagai salah satu wilayah Jawa Barat yang memiliki beragam situs bersejarah.

Bangunan kusam serta beratap asbes tampak menjulang berdiri di antara rimbunnya pepohonan.

Meski tak jadi warisan budaya, namun kisah di atas merupakan sepenggal kesan sesaat yang terlihat mata terkait puluhan makam Belanda di kawasan pekarangan dekat Taman Safari, Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

Makam-makam tersebut konon dahulunya merupakan tuan tanah di kawasan Puncak Bogor.

Di lokasi makam, terlihat puluhan makam masih berdiri di dengan rumput liar yang mengelilinginya.

Pohon-pohon besar tumbuh menjulang bagaikan atap yang melindungi makam tersebut.

Menurut ketua RT. 2/6 Desa Cibeureum, Didin Abidin, makam tersebut merupakan makam pribadi sebuah keluarga yang dahulunya memiliki perkebunan teh Cisarua Selatan.

"Awalnya dari perang menguasai perkebunan teh dan terlepas dari Gunung Mas dan perkebunan Ciliwung ini mah perkebunan Cisarua Selatan, cakupannya Citeko, Cikopo Selatan juga masuk," ujarnya pada TribunnewsBogor.com, Senin (22/1/2024).

Puluhan makam tersebut selain dikelilingi oleh rumput liar dan pepohonan yang tinggi.

Beberapa diantanya juga nisannya masih ada yang terbaca dan ada juga yang tidak terbaca.

Salah satu makam tertua di tempat tersebut memiliki nama A. A. M. N. Keuchenius dengan tanggal wafat 25 September 1825.

Selain itu ada juga makam yang nisannya tercatat tahun 1990an hingga 2004 salah satunya makam dengan nama Pdt (Pendeta). Angga Suryadi (Ang Soen Kauw) yang dimakamkan pada 19 Januari 1991.

"(Makam) ini direktur atau petinggi-petinggi perkebunan Cisarua Selatan, tuan tanahnya lah," ungkapnya.

Saat ini tanah-tanah yang dikelola oleh bangsa asing itu sudah dimiliki oleh warga setempat.

"Pelepasan suratnya dari direktur itu tercatat dari tahun 1982 pelepasan hak, dari direkturnya ke pada penggarap," tandasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved