Kronologi Tewasnya Diva Usai Motornya Ditabrak Pria yang Diduga Oknum Brimob di Pakansari Bogor

Seorang pria bernama Diva terlibat kecelakaan lalu lintas dengan orang yang diduga merupakan oknum anggota Brimob di wilayah Pakansari

|
Penulis: Muamarrudin Irfani | Editor: Yudistira Wanne
Istimewa
Kendaraan terlibat kecelakaan yang diduga melibatkan anggota Brimob dengan warga sipil hingga tewas di sekitaran Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor (Istimewa) 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIBINONG - Seorang pria bernama Diva terlibat kecelakaan lalu lintas dengan orang yang diduga merupakan oknum anggota Brimob di wilayah Pakansari, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor pada 11 November 2023.

Pemilik nama lengkap Divamaulana Aksanu Akbar itu akhirnya meninggal dunia setelah berbulan-bulan berjuang menahan sakit dampak kecelakaan yang terjadi.

Pengacara keluarga korban, Mustolih Siradj mengatakan bahwa berdasarkan keterangan keluarga korban, peristiwa itu berawal saat Divamaulana bersama temannya Adi bertolak ke stadion Pakansari Cibinong Kabupaten Bogor dari Tajurhalang Pada Jumat (10/112023) sekitar pukul 20.00 WIB.

Mereka berboncengan menggunakan motor Honda CB milik Divamaulana menuju rumah Siti Mardiana atau Diana yang tinggal di Cibinong untuk menjemput Diana di rumahnya yang ketika itu baru beberapa hari dikenalnya.

"Sesampainya di sana (Stadion Pakansari), mereka bertiga seperti pada umumnya anak muda duduk-duduk refreshing menikmati pemandangan malam," ujarnya melalui keterangannya, Jumat (3/5/2024).

Mustolih Siradj melanjutkan, sekitar dini hari kurang lebih pukul 00.00 WIB Divamaulana dan Diana pamit meninggalkan Adi untuk berkeliling stadion Pakansari.

Akan tetapi, Divamaulana dan Diana belum juga kembali padahal sebelum pergi mengatakan akan kembali dalam waktu tidak lama, sehingga Adi pun beranjak mencari Divamaulana.

Dalam pencarian tersebut, Adi menjumpai pedagang kopi keliling yang menginfokan baru saja terjadi kecelakaan yang melibatkan mobil dan motor di sekitaran stadion Pakansari.

"Lantas Adi bergegas menuju lokasi yang dimaksud, yakni Jalan Lingkar Dalam GOR Pakansari dimana disitu dia mendapati ada motor milik Diva Honda CB yang ringsek dan dihadapannya ada mobil Honda Brio warna hitam Nopol B 1497 JUJ yang juga ringsek dibagian depan," jelasnya.

Karena motor yang ada disitu adalah motor milik Divamaulana, Adi menduga Diva menjadi korban kecelakaan.

Sementara itu, di lokasi tersebut sepi sehingga Adi pun berinisiatif untuk mencari informasi ke beberapa rumah sakit terdekat sampai ke wilayah Sentul, sampai kemudian ada orang yang kemudian menyarakankan agar Adi mencari korban kecelakaan ke RSUD Cibinong.

"Benar saja disana dia mendapat informasi dari petugas keamanan rumah sakit bahwa ada korban kecelakaan yang tidak lain Divamaulana dan temannya Siti Mardiana (Diana) yang sudah berada di IGD," terangnya.

Ngaku Menolong Korban

Mustolih Siradj mengatakan, di RSUD Cibinong rekan korban yang bernama Adi itu bertemu dengan seorang pria berinisial R yang menyatakan dialah yang mengantarkan korban kecelakaan ke rumah sakit.

Saat itu, kata dia, R mengaku tidak tahu menahu soal kecelakaan tersebut.

Kemudian Adi menghubungi Dio yang merupakan kakak kandung dari Divamaulana dan sang kakak memberitahukan kabar kecelakaan kepada orang tuanya, Budi Utomo.

"Dio sempat mendatangi TKP, tak berpikir panjang, Budi dini hari itu juga datang ke RSUD Cibinong melihat kondisi anaknya yang terluka parah dan penuh darah," terangnya.

Mustolih Siradj mengungkapkan, saat itu R menghampiri orang tua korban di RSUD Cibinong.

Namun ketika itu R menyampaikan kepada orang tua korban hanya mengantar Divamaulana dan Siti Mardiana ke rumah sakit.

"Perihal detil kecelakaannya R mengaku tidak tahu," katanya.

Ngaku Polisi dan Siap Bertanggungjawab

Saat hari mulai terang, orang tua Divamaulana bergegas menuju Polres Bogor dengan tujuan mencari informasi terkait kecelakaan yang menimpa anaknya dan berencana melapor perihal kecelakaan yang menimpa Divamaulana anaknya.

Namun, saat itu R mengubungi orang tua korban dan mengarahkannya untuk menahan diri agar tidak terburu-buru membuat laporan polisi.

"R menelpon dan melarang Budi untuk membuat laporan ke polisi. Lebih baik fokus dulu ke kondisi Divamaulana. Karena begitu meyakinkan, Budi balik badan kembali ke RSUD. R juga menyampaikan akan mengurus semua yang terkait dengan Divamaulana dan Diana," katanya.

Kemudian, R kembali menelpon untuk mengajak bertemu di salah satu supermarket yang tak jauh dari RSUD Cibinong bersama dengan keluarga Siti Mardiana.

Di sinilah kemudian R mengaku dia adalah orang yang menabrak Divamaulana dan Diana. Sontak orang tua Divamaulana pun meminta R bertanggungjawab atas perbuatannya.

Kata Mustolih Siradj, R mengaku siap bertanggung jawab membiayai seluruh kebutuhan rumah sakit dan biaya pengobatan Divamaulana dan Diana.

Bahkan, kesanggupan R untuk bertanggung jawab itu tertuang dalam surat pernyataan yang mana R berkomitmen siap diproses secara hukum sesuai aturan yang berlaku jika ia lalai.

"Akhirnya R menyampaikan bahwa dia adalah anggota Polri. R kemudian menyatakan siap bertanggungjawab dengan menandatangani Surat Pernyataan Pertanggungjawaban Kecelakaan yang disaksikan keluarga Divamaulana dan Diana," ungkapnya.

Untuk meyakinkan keluarga korban, R pun memberikan KTP asli miliknya kepada keluarga Divamaulana. Sedangkan kepada keluarga Diana R memberikan jaminan STNK mobil yang digunakannya saat terjadi kecelakaam.

Ingkar Janji

Mustolih Siradj mengungkapkan, karena luka yang sangat berat dan serius, Diana meninggal dunia sehari setelah kecelakaan.

Sedangkan Divamaulana, kata dia, berjuang antara hidup dan mati di tengah luka berat di sekujur tubuhnya yang sangat parah dan serius.

"Tempurung kepalanya retak dan berlubang, tulang pinggul dan kaki banyak yang patah. Kondisi Diva makin menurun drastis tubuhnya kurus kering tinggal tulang belulang dan hanya bisa dirawat di rumah karena keterbatasan biaya keluarganya," ungkapnya.

Sementara itu, ia menilai R tampaknya tidak memiliki iktikad baik dan berupaya menghindari tanggungjawab atas perawatan dan pengobatan Divamaulana dan sulit dihubungi.

Di tengah kondisi seperti itu, pada pertengahan Februari 2024 lalu, R tiba-tiba datang bersama dengan kedua orang tuanya ke rumah Divamaulana.

Ayah Divamaulana yang sedang berada di Jakarta pun ditelpon agar pulang.

Ayah korban, kata Mustolih Siradj, menyangka kedatangan R bermaksud untuk bertanggungjawab merawat atau membantu biaya pengobatan Divamaulana.

Namun ternyata perkiraanya tersebut salah dan tak menyangka hasil yang didapatkan hanyalah harapan kosong.

"Ternyata dia kesitu hanya bertujuan ingin meminta KTP miliknya yang jadi jaminan yang dipedang keluarga Divamaulana. Atas tindakan tersebut, Budi dan keluarga Divamaulana sangat kecewa," ungkapnya.

Selanjutnya pada Maret 2024 keluarga Divamaulana meminta bantuan pengacara untuk menyelesaikan kasus ini. Mustolih Siradj mengaku sudah berupaya secara persuasif berkali-kali mengajak R bertemu. namun ia merasa kurang mendapat respon yang baik.

Pada bulan Ramadhan kemarin, kata dia, R sempat dua kali bersedia bertemu, namun pertemuan yang direncanakan di Cibinong City Mall (CCM) pada 2 dan 5 April 2024 itu tak kunjung terjadi.

"Oleh karena itu, sesuai dengan pernyataan R sebelumnya, keluarga Divamaulana saat ini memilih menempuh jalur hukum dan melaporkan R ke Unit Lakalantas Polres Bogor," tegasnya.

Kemudian pada 6 April 2024 pihak keluarga Divamaulana yang didampingi pengacara melapor ke Unit Lakalantas Polres Bogor dengan melampirkan bukti-bukti.

Mustolih Siradj mengatakan, selama bulan April 2024 tersebut pihaknya sudah tiga kali mendatangi Unit Lakalantas Polres Bogor namun laporan yang diajukan belum juga diterima.

"Pada tanggal yang janjikan ternyata laporan tidak juga diproses," katanya.

Saat laporan yang diajukan belum selesai berproses, Divamaulana menghembuskan nafas terakhirnya pada 27 April 2024 yang membuat pihak keluarga sangat terpukul dan terus berikhtiar untuk mencari keadilan.

Lebih lanjut, Mustolih Siradj menegaskan bahwa dalam hal ini pihak keluarga menuntut pertanggungjawaban kepada oknum aparat tersebut, bukan terhadap institusi yang menaunginya.

"Keluarga korban sangat menghormati dan menghargai institusi Polri sebagai pelindung dan pengayom warga masyarakat serta meyakini masih ada keadilan bagi almarhum Divamaulana," tandasnya.

Respons Satlantas Polres Bogor

Kasatlantas Polres Bogor, AKP Rizky Guntama Ganda Permana membenarkan bahwa terduga pelaku merupakan anggota polisi.

Namun ia belum bisa mengungkapkan secara rinci karena masih harus dilakukan pendalaman.

"Untuk sementara sesuai dengan data yang kami dapat dan sedang kami periksa, yang bersangkutan memang untuk pekerjaan Polri," ujarnya kepada wartawan, Kamis (2/5/2024).

AKP Rizky Guntama Ganda Permana menegaskan, terkait laporan keluarga korban pun saat ini sedang ditindaklanjuti oleh pihaknya.

Pihaknya pun akan mengundang keluarga korban untuk meminta keterangan terkait kejadian tersebut.

"Pelaporan kami terima, untuk sekarang kita undang kembali hari Jumat dari pihak keluarga dan pengacara akan memberikan keterangan," katanya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved