Info Mayapada Bogor

Hobi Olahraga? Hati-hati Jangan Sampai Cedera, Ini Akibatnya, Bisa Fatal

Dokter Spesialis Ortopedi & Traumatologi Mayapada Hospital Bogor, dr. Made Wirabhawa bagaimana cara menangani apabila terjadi cedera.

|
Editor: Tsaniyah Faidah
Kompas.com
Saat kamu mengalami cedera saat olahraga, bisa melakukan penanganan awal lebih dulu sebelum dilakukan pemeriksaan lanjutan di rumah sakit. 

Kompres menggunakan verban elastis dapat membantu mengurangi pembengkakan. Longgarkan verban bila area yang cedera mengalami mati rasa, kesemutan, tampak pucat dan kebiruan,atau rasa nyeri meningkat.

Elevate.

Posisikan area yang cedera lebih tinggi dari posisi jantung.

Untuk hasil terbaik, dr. Made Wirabhawa menyarankan, metode RICE sebaiknya dimulai segera setelah terjadi cedera dan dilakukan selama 24 hingga 36 jam pertama.

Kapan harus periksa ke dokter

Segera konsultasikan kepada dokter atau tenaga medis professional apabila didapatkan tanda-tanda berikut :

  • Bengkak dan nyeri bertambah parah.
  • Terlihat adanya benjolan atau perubahan bentuk.
  • Terdengar bunyi saat sendi digerakkan.
  • Kelemahan dan ketidakmampuan melakukan aktivitas dan menopang badan.
  • Kehilangan keseimbangan.
  • Kesulitan bernafas.
  • Demam.

“Cedera olahraga yang berat dapat memerlukan penanganan lanjut mulai dari terapi fisik hingga operasi,” jelas dr. Made Wirabhawa.

Untuk pemeriksaan dan penegakan diagnosis cedera olahraga, dapat dilakukan beberapa pemeriksaan, antara lain foto rontgen, USG musculoskeletal, CT Scan, dan MRI.

Penanganan Lanjutan

Penanganan pada cedera olahraga dapat dilakukan dengan pendekatan non operatif dan operatif.

Pendekatan non operatif meliputi :

Pemberian obat-obatan.

Dokter akan memberikan obat anti inflamasi non steroid seperti aspirin dan ibuprofen untuk mengurangi rasa nyeri dan meredakan pembengkakan.

Imobilisasi.

Imobilisasi adalah upaya mengurangi pergerakan anggota tubuh untuk mencegah kerusakan yang semakin parah. Imobilisasi dapat dilakukan menggunakan bidai, splint, dan gips.

Terapi dan rehabilitasi.

Terapi dapat berupa pijat, penggunaan arus listrik, gelombang suara, maupun latihan gerak untuk mengembalikan fungsi sampai siap berolahraga dan beraktivitas kembali.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved